Lailiyah , Sufil
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Lanskap Linguistik Pesantren: Refleksi Identitas Religius dan Budaya Lokal di Situbondo: The Linguistic Landscape of Islamic Boarding Schools: Reflections on Religious Identity and Local Culture in Situbondo Lailiyah , Sufil; Amelia, Firqo
CARAKA Vol 12 No 1 (2025): Desember
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30738/caraka.v12i1.20933

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengklasifikasikan bentuk bahasa, fungsi bahasa, serta memaparkan bagaimana bahasa-bahasa yang ada pada tanda luar seperti papan nama, papan informasi/pengumuman, poster, petunjuk arah, baliho, spanduk, dan kutipan keagamaan/motivasi merepresentasikan nilai religius dan budaya lokal yang ada di lingkungan pesantren di Situbondo, Jawa Timur. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan dokumentasi di 15 (lima belas) pesantren terpilih yang ada di Situbondo. Selanjutnya, data dianalisis melalui tiga langkah, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Bentuk bahasa dianalisis menggunakan teori Yendra dan Artawa (2020), sedangkan fungsi bahasa dianalisis menggunakan teori Landry dan Bourhis (1977). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari 322 data yang ditemukan, terdapat tiga bentuk bahasa pada lanskap linguitik di lingkungan pesantren, yaitu monolingual, bilingual, dan multilingual. Adapun bentuk dominan yang ditemukan yaitu bilingual dengan variasi Bahasa Indonesia-Arab, yang menunjukkan adanya integrasi kuat antara bahasa nasional dengan bahasa keagamaan. Selanjutnya, dua macam fungsi ditemukan, yaitu fungsi informatif dan fungsi simbolis, yang menunjukkan bahwa pada pemberian informasi, institusi pesantren juga sekaligus menunjukkan identitas religius dan budayanya pada masyarakat yang berada di wilayahnya. Selain itu, ditemukan pula bahwa identitas religius ditunjukkan melalui penggunaan bahasa Arab, sedangkan identitas budaya ditunjukkan melalui penggunaan bahasa Madura. Adapun penelitian ini memberikan kontribusi untuk memperluas studi lanskap linguistik ke ranah institusi keagamaan.