Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

STUDI KASUS PROSEDUR PEMERIKSAAN CT ABDOMEN PADA KASUS UROLITHIASIS DI RSUD KOTA YOGYAKARTA Salsabila Nada Putri Landengo; Muhammad Fa’ik; Ildsa Maulidya Mar’athus Nasokha
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 5 No. 7 (2025): Desember 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Menurut Sulaksono et al. (2016), rekonstruksi tracking CT Scan abdomen non kontras dengan slice thickness tipis 1 mm mampu menghasilkan citra traktus urinarius yang optimal dan membantu identifikasi urolithiasis. Faik et al. (2018) menambahkan bahwa pemberian diuretik furosemide dapat meningkatkan produksi urine sehingga berfungsi sebagai kontras negatif alami dalam pemeriksaan CT urografi non kontras. Namun, Yudha et al. (2020) menjelaskan bahwa air juga dapat digunakan sebagai alternatif kontras negatif alami karena mampu mengisi lumen traktus urinarius meskipun sebagian besar diserap kembali tubuh. Di RSUD Kota Yogyakarta, pemeriksaan CT Abdomen pada kasus urolithiasis dilakukan dengan persiapan pasien minum air banyak dan menahan kencing, kemudian dilanjutkan dengan rekonstruksi citra coronal tracking menggunakan slice thickness 2 mm melalui teknik Curved Planar Reconstruction (CPR). Penelitian ini bertujuan mengetahui prosedur pemeriksaan CT Abdomen pada kasus urolithiasis, alasan pasien perlu minum air dan menahan kencing, serta alasan rekonstruksi coronal tracking menggunakan teknik CPR slice 2 mm. Metode: Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus yang dilakukan di RSUD Kota Yogyakarta pada Januari - Juli 2025. Data diperoleh melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara terhadap satu dokter spesialis radiologi serta tiga radiografer. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur pemeriksaan dilakukan secara sistematis, meliputi persiapan pasien, alat, scanning, dan post processing. Persiapan mencakup minum ±600 ml air putih, menahan kencing, berganti pakaian, dan melepas logam. Alat yang digunakan adalah MSCT 128 slice dengan post processing MPR, CPR, dan 3D rendering. Air berfungsi sebagai kontras negatif alami yang memperjelas traktus urinarius dan membantu deteksi batu kecil dengan cara aman, murah, serta efektif. Rekonstruksi CPR slice 2 mm dipilih karena menampilkan traktus urinarius secara detail, seimbang antara resolusi spasial dan kontras, serta efisien untuk analisis dan pencetakan, sehingga meningkatkan akurasi diagnosis urolithiasis. Kesimpulan: Prosedur CT Abdomen di RSUD Kota Yogyakarta efektif mendeteksi urolithiasis dengan metode aman dan efisien. Persiapan pasien minum air dan menahan kencing berfungsi sebagai kontras negatif alami, sedangkan rekonstruksi CPR slice 2 mm meningkatkan kejelasan citra dan akurasi diagnosis.