Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Sistem Pengendalian Internal Persediaan Obat-Obatan dan Kesehatan Pada Puskesmas Sailus Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Sahade, Sahade; Ahwalah, Nafiatul; Ryketeng, Masdar
RIGGS: Journal of Artificial Intelligence and Digital Business Vol. 4 No. 4 (2026): November - January
Publisher : Prodi Bisnis Digital Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/riggs.v4i4.4118

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas sistem pengendalian internal atas persediaan obat-obatan dan alat kesehatan di Puskesmas Sailus Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan berdasarkan lima komponen Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang diatur dalam PP No. 60 Tahun 2008. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pengendalian internal pada Puskesmas Sailus belum berjalan secara optimal. Pada aspek lingkungan pengendalian, SOP telah diterapkan, namun masih terdapat perangkapan tugas yang mengurangi independensi. Pada penilaian risiko, puskesmas telah menerapkan sistem FEFO dan menentukan batas minimal stok, tetapi risiko kehilangan masih tinggi karena akses gudang yang tidak dibatasi. Aktivitas pengendalian sudah mencakup pencatatan manual, pengecekan stok bulanan, serta penyusunan LPLPO, namun belum didukung sistem digital yang memadai. Informasi dan komunikasi telah berlangsung melalui rapat rutin dan media digital, tetapi sistem informasi persediaan belum terintegrasi. Pemantauan dilakukan melalui stock opname dan audit eksternal, namun belum mampu sepenuhnya mengatasi permasalahan persediaan. Secara keseluruhan, sistem pengendalian internal Puskesmas Sailus dinilai belum sepenuhnya efektif dan memerlukan perbaikan pada aspek akses gudang, digitalisasi pencatatan, serta pemisahan tugas. Beberapa kelemahan yang ditemukan meliputi akses gudang yang masih terbuka tanpa pembatasan yang memadai, pencatatan stok yang belum sepenuhnya terdigitalisasi, serta adanya perangkapan tugas yang berisiko mengganggu independensi dan menurunkan kinerja pegawai.