Pandemi COVID-19 telah menjadi katalisator akselerasi adopsi layanan telemedisin di Indonesia, dengan pertumbuhan pengguna yang signifikan. Namun, bagaimana pengalaman dan persepsi pengguna terhadap layanan ini setelah tekanan pandemi meredai masih perlu dieksplorasi lebih mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengalaman dan persepsi pengguna terhadap layanan telemedisin di Indonesia pada era paska-pandemi COVID-19. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan paradigma konstruktif-interpretatif, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam terhadap tiga pengguna aktif telemedisin. Temuan menunjukkan bahwa telemedisin dinilai sangat membantu dalam menangani keluhan kesehatan ringan karena memberikan kemudahan akses, efisiensi waktu, dan fleksibilitas dalam konsultasi. Pengguna merasa cukup puas dengan fitur seperti pemilihan dokter, layanan farmasi, serta metode pembayaran yang bervariasi. Namun demikian, keterbatasan komunikasi melalui teks dan ketidakmampuan dalam melakukan pemeriksaan fisik menjadi hambatan utama dalam layanan ini. Berdasarkan kerangka Technology Acceptance Model (TAM), persepsi terhadap kegunaan dan kemudahan untuk penggunaan menjadi faktor penting yang membentuk sikap dan niat untuk terus menggunakan layanan telemedisin. Temuan juga menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap aplikasi dan tenaga medis turut memperkuat intensi penggunaan di masa mendatang. Penelitian ini menekankan pentingnya pengembangan fitur berbasis kebutuhan pengguna agar telemedisin dapat berkembang sebagai bagian integral dari sistem layanan kesehatan di Indonesia.