Konflik sosial merupakan fenomena yang terus hadir dalam dinamika masyarakat modern, baik dalam bentuk perebutan sumber daya, pertentangan identitas, maupun ketidaksetaraan gender dan agama. Pentingnya isu ini terletak pada dampaknya yang luas terhadap kohesi sosial, stabilitas politik, serta arah pembangunan masyarakat. Artikel ini bertujuan menjawab pertanyaan penelitian: bagaimana teori konflik menjelaskan dinamika konflik sosial kontemporer dan apa implikasi teoretis serta praktisnya dalam manajemen konflik. Metode yang digunakan adalah literature review dengan pendekatan sistematis melalui pencarian pada database nasional dan repositori terbuka menggunakan kata kunci “teori konflik”, “konflik sosial”, dan “sosiologi komunikasi”. Dari 25 artikel yang diidentifikasi, 15 artikel memenuhi kriteria inklusi dan dianalisis secara mendalam. Hasil kajian menunjukkan tiga temuan utama: (1) teori konflik melengkapi keterbatasan fungsionalisme struktural dalam menjelaskan distribusi kekuasaan, (2) penerapannya pada isu agama, identitas, gender, dan budaya patriarki mengungkapkan faktor struktural sebagai pemicu utama konflik, dan (3) strategi manajemen konflik memerlukan kombinasi perubahan struktural dengan intervensi kepemimpinan dan kebijakan redistributif. Kesimpulannya, teori konflik tetap relevan sebagai kerangka analisis utama, namun perlu dipadukan dengan perspektif komunikasi dan pendekatan lokal. Arah riset selanjutnya adalah menguji efektivitas model hibrid teori konflik-komunikasi dalam konteks resolusi konflik komunitas.Kata kunci: teori konflik, komunikasi, manajemen konflik, ketimpangan sosial