Pembelajaran matematika abad ke-21 menuntut pendekatan yang tidak hanya prosedural, tetapi juga menekankan pemahaman konsep, berpikir kritis, dan kemampuan mengaitkan matematika dengan konteks nyata. Dalam konteks Kurikulum Merdeka yang berorientasi pada pembelajaran bermakna dan berpusat pada peserta didik, teori Dewey, Brownell, dan Dienes menjadi sangat relevan sebagai landasan pedagogis. Namun, praktik pembelajaran di sekolah masih didominasi metode ceramah, penggunaan prosedur mekanis, serta minimnya refleksi dan transisi konsep dari konkret ke abstrak. Penelitian ini bertujuan melakukan sintesis teoritis antara tiga teori tersebut dan mengidentifikasi kesenjangan implementasinya dalam pembelajaran matematika. Metode yang digunakan adalah systematic literature review (SLR) terhadap artikel tahun 2021–2025 dengan protokol PRISMA, yang menghasilkan 18 artikel terpilih dari 124 temuan awal. Hasil kajian menunjukkan bahwa penggunaan media konkret ala Dienes efektif mendukung pembentukan konsep melalui tahapan konkret–semi konkret–abstrak, prinsip learning by doing Dewey memperkuat keterlibatan dan refleksi peserta didik, sedangkan pembelajaran bermakna menurut Brownell memastikan terbangunnya relasi konseptual yang stabil. Sintesis ketiganya menghasilkan model integratif yang memadukan eksplorasi kontekstual, manipulasi konkret, konstruksi makna, dan refleksi berkelanjutan sebagai satu siklus pembelajaran. Penelitian ini berkontribusi dalam menyediakan kerangka konseptual yang komprehensif bagi guru dan pengembang kurikulum untuk mengimplementasikan pembelajaran matematika yang lebih bermakna, progresif, dan sesuai tuntutan pembelajaran abad ke-21