Studi ini mengeksplorasi pola komunikasi organisasi Pemerintah Kabupaten Bogor dalam mengimplementasikan Program Bantuan Keuangan Infrastruktur Desa. Satu desa diberikan dana maksimal satu miliyar, sehingga program ini lebih dikenal dengan Satu Miliyar satu Desa (Samisade).Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan kritis. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Bogor. Jumlah informan terdiri dari 10 kepala desa, sembilan camat.Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi langsung, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Komunikasi vertikal—antara pejabat pemerintah tingkat tinggi dan aktor di tingkat desa—memiliki peran penting dalam penyebaran kebijakan, pendelegasian tugas, dan penegakan akuntabilitas; (2) Komunikasi horizontal antar instansi dan antar aktor sejawat memfasilitasi koordinasi dan pemahaman bersama, sedangkan komunikasi diagonal memungkinkan keterlibatan lintas fungsi, sehingga memperkuat kapasitas respons dan pemecahan masalah; dan (3) Terdapat empat strategi komunikasi utama yang digunakan pemerintah: strategi berbasis media (cetak, digital, dan media sosial), strategi instruksional (pelatihan teknis untuk bendagara dan staf desa), strategi pemasaran mengemas nilai pembangunan dengan, serta pendekatan budaya, agama dan sosial kemasyarakatan. Strategi pastisipatori dengan musdes, musrenbang desa, musrenbang kecamatan dan musrenbang kabupaten. Strategi-strategi ini secara kolektif memperkuat kepatuhan, dan mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan perdesaan. Hasil dari penelitian ini bahwa komunikasi organisasi dalam program Samisade, yang mengalir secara vertikal, horizontal dan diagonal mendukung proses perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi program. Empat strategi komunikasi yang digunakan berdampak positif bagi pembangunan infrastruktur di pedesaan.