Pantai Punagaan di Desa Patilereng, Kecamatan Bontosikuyu, Kabupaten Kepulauan Selayar, merupakan salah satu destinasi pesisir yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai wisata bahari berkelanjutan. Namun, pengelolaannya yang berada di bawah BUMDesa Baloka Mandiri masih menghadapi sejumlah kendala, antara lain rendahnya kapasitas sumber daya manusia, lemahnya tata kelola kelembagaan, minimnya strategi pemasaran, serta belum adanya pengemasan produk wisata tematik yang menarik. Kondisi ini berdampak pada rendahnya jumlah kunjungan wisatawan dan terbatasnya kontribusi ekonomi bagi masyarakat sekitar. Artikel ini membahas program penguatan pemberdayaan masyarakat pesisir melalui BUMDesa Baloka Mandiri dengan pendekatan partisipatif dan kolaboratif. Intervensi dilakukan melalui pelatihan manajemen usaha wisata, pengenalan bahasa asing dasar, pengembangan produk ekonomi kreatif, serta transformasi pemasaran digital berbasis media sosial dan website reservasi. Program ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan, memperluas jangkauan promosi, serta mengintegrasikan konsep slow and mindful coastal tourism dalam pengelolaan destinasi. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah peningkatan keterampilan pengelola, terbentuknya paket wisata tematik yang sesuai dengan potensi lokal, serta tersedianya sarana promosi digital yang mendukung keberlanjutan pengelolaan destinasi. Selain memberi dampak ekonomi bagi masyarakat, program ini juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 8 tentang pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi serta poin 14 tentang pelestarian ekosistem laut. Dengan demikian, penguatan BUMDesa Baloka Mandiri dapat menjadi model pemberdayaan masyarakat pesisir dalam pengembangan wisata bahari berbasis komunitas dan teknologi digital.