Prasetya, Muhamad Diva
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENERIMAAN KONSUMEN DAN KOMPOSISI PROKSIMAT KECIMPRING DENGAN PENAMBAHAN DAGING IKAN NILA SALIN (Oreochromis niloticus) Prasetya, Muhamad Diva; Rostini, Iis; Gumilar, Iwang; Pratama, Rusky Intan
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 21, No 4 (2025): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.21.4.248-253

Abstract

Kecimpring merupakan makanan ringan tradisional berbasis singkong yang memiliki kandungan protein rendah sehingga perlu dilakukan upaya fortifikasi untuk meningkatkan nilai gizinya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penambahan daging ikan nila salin (Oreochromis niloticus) terhadap mutu sensori dan kandungan gizi kecimpring serta menentukan konsentrasi terbaik yang dapat diterima konsumen. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan empat perlakuan penambahan daging ikan nila salin, yaitu 0% (kontrol); 2,5%; 5%; dan 7,5% dari berat singkong. Uji organoleptik dilakukan terhadap 25 panelis semi terlatih dengan parameter warna, aroma, rasa, dan tekstur menggunakan skala hedonik 1-9, sedangkan analisis proksimat dilakukan untuk menentukan kadar air, abu, protein, lemak, dan karbohidrat. Hasil uji hedonik menunjukkan bahwa penambahan daging ikan nila salin berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap penerimaan panelis dengan perlakuan 7,5% memperoleh skor tertinggi pada parameter warna (7,96), aroma (7,56), rasa (7,96), dan tekstur (7,24). Analisis proksimat menunjukkan peningkatan kadar protein dari 4,60% (kontrol) menjadi 6,90% pada perlakuan 7,5%; serta perubahan kecil pada kadar air, abu, lemak, dan karbohidrat. Penambahan daging ikan nila salin sebesar 7,5% direkomendasikan sebagai konsentrasi terbaik dalam menghasilkan kecimpring berbasis singkong dengan mutu sensori terbaik dan nilai gizi lebih tinggi, sehingga berpotensi dikembangkan sebagai pangan lokal fungsional bernilai tambah.