Sirosis hati merupakan tahap akhir dari berbagai penyakit hati kronis yang bersifat progresif dan ireversibel. Salah satu komplikasi yang sering dijumpai adalah asites, yang dapat disertai peritonitis bakterial spontan (PBS). PBS merupakan infeksi serius dengan angka mortalitas tinggi, terutama bila disertai gangguan fungsi ginjal. Penatalaksanaan yang cepat dan tepat dengan antibiotik dan albumin intravena berperan penting dalam memperbaiki kondisi pasien. Tn. B, laki-laki berusia 69 tahun, datang dengan keluhan perut membesar sejak satu minggu sebelum masuk rumah sakit, disertai nyeri tumpul di seluruh perut dan sesak napas. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya asites dan demam 38,6°C. Analisis cairan asites menunjukkan leukosit 858 sel/µL dengan dominasi PMN 84,5% dan SAAG 1,7 g/dL, sesuai dengan diagnosis PBS pada sirosis hati. Pasien mendapat terapi ceftriaxone 2 gram intravena per hari, spironolakton 200 mg per hari, serta albumin 20–25% sebanyak 100 cc. Setelah tiga hari terapi, keluhan nyeri perut, sesak, mual, dan muntah berangsur membaik. Ceftriaxone merupakan antibiotik lini pertama yang direkomendasikan untuk PBS karena efektif terhadap kuman Gram negatif yang paling sering menjadi penyebab infeksi ini. Pemberian albumin intravena membantu memperbaiki volume intravaskular, menjaga perfusi ginjal, dan menurunkan risiko sindrom hepatorenal. Kombinasi keduanya memberikan perbaikan klinis yang signifikan pada pasien ini. Pemberian antibiotik empiris berupa ceftriaxone yang dikombinasikan dengan albumin intravena memberikan hasil klinis yang baik pada pasien sirosis hati dengan PBS. Terapi ini efektif dalam mengatasi infeksi sekaligus mencegah komplikasi ginjal dan memperbaiki kondisi umum pasien.