Dewi Fatimah Triwahyuningsih
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

STRATEGI PENGEMBANGAN EKOSISTEM PARIWISATA BERBASIS EKONOMI KREATIF MELALUI PENGOPTIMALAN BUMDesa DALAM RANGKA PENYERAPAN TENAGA KERJA Heti Nur Ani; Ma’rufatur Rodhiyah; Krissantina Eferyn; Dewi Fatimah Triwahyuningsih; Ach. Sholichul Azhar
Jurnal Akuntansi Dan Bisnis Indonesia (JABISI) Vol. 6 No. 2 (2025): Jurnal Akuntansi Dan Bisnis Indonesia (JABISI)
Publisher : Program Studi Akuntansi Institut Bisnis dan Informatika (IBI) Kosgoro 1957

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55122/jabisi.v6i2.1710

Abstract

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Desa mencetuskan pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) sebagai strategi untuk memperkuat ekonomi desa dan menciptakan lapangan kerja. Survei yang dilakukan oleh BPS Lamongan pada tahun 2024 mencatat 35. 981 penduduk usia kerja yang berada dalam keadaan menganggur. Potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Lamongan sangat menarik jika dikembangkan menjadi desa wisata. Kemampuan desa wisata ini bisa dibentuk dan dikelola oleh BUMDesa, yang kemudian dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat setempat. Rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini tentang pentingnya strategi pengembangan ekosistem pariwisata yang berlandaskan ekonomi kreatif untuk penyerapan tenaga kerja. Tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan masalah yang ada. Metode penelitian dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif creswell melalui triangulasi data yang memanfaatkan perangkat lunak N-Vivo. Objek penelitian melibatkan empat desa wisata yang dikelola oleh BUMDesa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang diterapkan oleh BUMDesa perlu diperbaiki melalui inovasi untuk memastikan tujuan pengembangan ekosistem pariwisata tercapai, terutama dalam hal penyerapan tenaga kerja. Strategi pengembangan yang efektif meliputi pemasaran digital, branding desa wisata, inovasi produk, pengembangan paket wisata, serta promosi berkelanjutan. Dengan demikian, pengoptimalan BUMDesa dalam pengembangan ekosistem pariwisata berbasis ekonomi kreatif mampu menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta memperkuat pembangunan desa yang berkelanjutan.
ANALISIS PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE PADA KINERJA KEUANGAN SANGGAR BIMBINGAN ‘AISYIYAH KAMPUNG PANDAN MALAYSIA Dewi Fatimah Triwahyuningsih; Kartikasari, Evi Dwi
Jurnal Akuntansi Dan Bisnis Indonesia (JABISI) Vol. 6 No. 2 (2025): Jurnal Akuntansi Dan Bisnis Indonesia (JABISI)
Publisher : Program Studi Akuntansi Institut Bisnis dan Informatika (IBI) Kosgoro 1957

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55122/jabisi.v6i2.1882

Abstract

Fenomena yang muncul dalam pengelolaan SBA Kampung Pandan Malaysia yaitu pencatatan keuangan yang masih sederhana, keterbatasan akses informasi bagi pemangku kepentingan, pembagian tugas keuangan yang belum terstruktur, serta belum adanya SOP baku terkait pelaporan dan pengawasan keuangan. Kondisi ini berpotensi memengaruhi kinerja keuangan sanggar, baik dari aspek efektivitas penggunaan dana, keakuratan laporan, maupun kemampuan organisasi mempertanggungjawabkan setiap transaksi kepada pihak internal maupun eksternal. Dalam konteks lembaga pendidikan komunitas yang bersifat nirlaba, penerapan good governance merupakan kebutuhan strategis untuk menjaga kepercayaan donatur, orang tua siswa, organisasi induk ‘Aisyiyah, serta masyarakat luas. Oleh karena itu, penelitian ini penting untuk menganalisis bagaimana prinsip good governance telah diterapkan dan sejauh mana penerapan tersebut memengaruhi kinerja keuangan sanggar. Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, serta telaah dokumen yang berkaitan dengan pengelolaan kelembagaan dan keuangan SBA Kampung Pandan. Temuan penelitian memperlihatkan bahwa SBA Kampung Pandan telah berupaya mengimplementasikan prinsip good governance pada sisi tata kelola organisasi. Meskipun demikian, dalam praktik keuangan masih ditemukan beberapa kelemahan, seperti: (1) Akuntabilitas yang belum optimal karena pencatatan keuangan masih dilakukan secara manual tanpa standar akuntansi yang jelas; (2) Transparansi yang rendah akibat tidak adanya sistem dokumentasi yang memadai serta ketiadaan audit internal maupun eksternal; dan (3) Aspek supremasi hukum belum terpenuhi karena laporan keuangan belum mengikuti ketentuan PSAK 45/ISAK 35.