Masalah pengangguran di Kota Dumai diteliti untuk tujuan menganalisis kebijakan publik Pemerintah Kota Dumai dalam menurunkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) serta mengevaluasi efektivitas program pelatihan, penempatan kerja, dan pengembangan sektor-sektor produktif yang dijalankan. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif melalui analisis dokumen kebijakan, data ketenagakerjaan daerah, serta telaah literatur yang dibandingkan dengan tiga penelitian terdahulu guna mengidentifikasi kesenjangan dan relevansi kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun TPT Dumai menurun dari 5,12% pada tahun 2022 menjadi sekitar 4,66% pada tahun 2024, sejumlah kendala struktural masih menghambat efektivitas kebijakan ketenagakerjaan. Hambatan tersebut meliputi mismatch keterampilan antara pencari kerja dan kebutuhan industri, kurangnya koordinasi antar pemangku kepentingan, serta lemahnya integrasi data ketenagakerjaan dalam perencanaan program. Program pelatihan kerja yang tersedia belum sepenuhnya berbasis kebutuhan industri lokal, sehingga kompetensi lulusan pelatihan belum optimal terserap pasar kerja. Selain itu, sektor UMKM yang berpotensi sebagai penyerap tenaga kerja belum berkembang secara maksimal akibat keterbatasan akses permodalan, teknologi, dan pendampingan usaha. Berdasarkan temuan tersebut, penelitian ini merekomendasikan reformasi kurikulum pelatihan berbasis kebutuhan industri, pemberian insentif bagi UMKM yang mempekerjakan tenaga kerja lokal, digitalisasi sistem layanan penempatan kerja, serta penguatan mekanisme monitoring berbasis kinerja. Kontribusi penelitian ini terletak pada penyusunan kerangka kebijakan adaptif berbasis data real-time dan kolaborasi multi-sektor yang diharapkan dapat meningkatkan efektivitas kebijakan ketenagakerjaan di Kota Dumai.