Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk: (1) menganalisis perbedaan kemampuan berpikir kritis peserta didik antara pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning mengolah potensi lokal industri tahu dengan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning , dan (2) menganalisis pengaruh model Problem Based Learning mengolah potensi lokal industri tahu terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik. Jenis penelitian ini quasi eksperimen dengan desain penelitian berupa nonequivalent control group pretest-posttest design . Populasi penelitian ini mencakup seluruh kelas VII SMP Negeri 6 Yogyakarta (VII A-VII H). Sampel dipilih menggunakan teknik purposive sampling dengan mengambil dua kelas yaitu kelas VII C (kontrol) dan VII A (eksperimen). Teknik pengumpulan data melalui tes kemampuan berpikir kritis dan non tes berupa lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Perangkat pembelajaran meliputi modul ajar dan LKPD yang telah divalidasi secara konstruktif oleh ahli, sedangkan instrumen tes telah dianalisis menggunakan software Quest . Teknik analisis data dilakukan melalui uji independen sample T test , uji effect size , dan uji N-Gain Score . Hasil uji independen sample t-test soal pretest memperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,425 ( 0,05) menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji independen sample t-test soal posttest memperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,001 ( 0,05) menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Besarnya pengaruh perlakuan diukur dengan uji effect size , diperoleh nilai sebesar 1,170 dalam kategori kuat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah yang menggunakan potensi lokal industri tahu berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMP kelas VII pada materi pencemaran lingkungan.