Listrik merupakan kebutuhan utama manusia modern, namun pembangkitannya masih didominasi energi fosil. Energi terbarukan, khususnya tenaga surya, kontribusinya masih kecil dalam bauran energi nasional. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui inisiatif Jateng Solar Province mendorong penggunaan energi bersih dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah. Dinas ESDM berperan penting dalam implementasi program ini, seperti pemasangan PLTS di gedung pemerintahan, contohnya PLTS 30,94 kWp yang menghasilkan energi signifikan dan mengurangi emisi karbon. Penelitian ini mengevaluasi deviasi hasil simulasi dari aplikasi PVGIS, PVWatts, dan Global Solar Atlas (GSA) dibandingkan data produksi energi aktual PLTS di gedung pemerintahan tersebut. Analisis menunjukkan deviasi signifikan dengan Mean Bias Error (MBE) tahunan negatif, menandakan simulasi cenderung melebih lebihkan produksi energi. Pada 2023, MBE tahunan untuk PVWatts, PVGIS, dan GSA berturut-turut -6,33%, -8,46%, dan -3,51%, dengan Root Mean Square Error (RMSE) mencapai 11,71%, 11,20%, dan 8,43%. Pada 2024, deviasi meningkat dengan MBE -13,27%, -16,41%, dan -14,07%, serta RMSE sekitar 17-18%. Simulasi paling akurat pada musim kemarau, khususnya GSA dengan MBE 0,16% pada 2023, sementara musim hujan dan peralihan menunjukkan deviasi lebih besar. Analisis data BMKG terkait suhu, kelembapan, lama penyinaran, dan curah hujan mengungkapkan penurunan produksi aktual pada musim hujan disebabkan oleh faktor lingkungan yang tidak sepenuhnya tercermin dalam simulasi. Kesimpulannya, aplikasi simulasi memberikan estimasi awal baik pada musim kemarau, namun akurasi menurun saat musim hujan dan peralihan. Kalibrasi dengan data aktual dan variabel lingkungan diperlukan untuk meningkatkan akurasi prediksi. Pendekatan ini penting untuk mendukung perencanaan PLTS yang realistis dan adaptif, serta memperkuat peran Dinas ESDM Jawa Tengah dalam mendorong transisi energi bersih yang inklusif dan berkelanjutan.