Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisis Efektivitas OSS-RBA dalam Penyederhanaan Proses Perizinan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Untuk Kepentingan Sendiri Bagus Satrio Utomo; Sandra Aditya Kurniawan; Rizky Adi Nugraha
Knowledge on Sustainability, Longevity, and Interdisciplinary Vol. 1 No. 1 (2025): KONSULI: Knowledge on Sustainability, Longevity, and Interdisciplinary
Publisher : PT Konsuli Corpora Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia terus berupaya meningkatkan daya saing dan iklim investasinya melalui reformasi sistem perizinan, salah satunya dengan menerapkan Online Single Submission berbasis risiko (OSS-RBA). Sistem ini bertujuan menyederhanakan prosedur, meningkatkan transparansi, dan mempercepat proses perizinan, termasuk di sektor ketenagalistrikan. Studi ini menganalisis efektivitas implementasi OSS-RBA dalam proses perizinan Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Sendiri (IUPTLS) di Provinsi Jawa Tengah. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini mengeksplorasi bagaimana sistem OSS-RBA berkontribusi terhadap peningkatan efisiensi dan transparansi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa OSS-RBA berhasil menyederhanakan prosedur perizinan IUPTLS, mengurangi waktu dan biaya transaksi, serta meningkatkan akuntabilitas. Namun, tantangan seperti koordinasi antar lembaga, kesenjangan kapasitas daerah, dan kompleksitas teknis dalam sektor ketenagalistrikan masih menjadi hambatan dalam implementasi. Studi kasus di Provinsi Jawa Tengah menunjukkan bahwa kesiapan infrastruktur digital dan kapasitas sumber daya manusia di daerah sangat mempengaruhi keberhasilan sistem ini. Penelitian ini berkontribusi pada pemahaman tentang dinamika implementasi e-government dalam negara berkembang dengan sistem desentralisasi. Selain itu, studi ini menawarkan wawasan berharga tentang peran OSS-RBA dalam mendukung transisi energi terbarukan di Indonesia. Implikasi kebijakan yang dihasilkan mencakup rekomendasi untuk penyempurnaan sistem perizinan berbasis risiko serta peningkatan kapasitas daerah dalam rangka harmonisasi kebijakan pusat-daerah.
Prosumer Data Gathering and Grid State Forecast Using Smart Grid Technology Bagus Satrio Utomo; Hutama Arif Bramantyo; Randi Dwi Wibisono; Rizky Adi Nugraha
Knowledge on Sustainability, Longevity, and Interdisciplinary Vol. 1 No. 1 (2025): KONSULI: Knowledge on Sustainability, Longevity, and Interdisciplinary
Publisher : PT Konsuli Corpora Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The increasing global energy demand, combined with environmental concerns, has accelerated the development of smart grids as a sustainable solution. Smart grids enable bidirectional energy and information flow, allowing users to also act as energy producers—referred to as "prosumers." Managing the complex dynamics of energy consumption and production among prosumers requires advanced data management and optimization strategies. This study reviews the latest techniques in energy data management and optimization within smart grids. It also proposes a framework for an Energy Management System (EMS) that integrates forecasting, data analytics, and decision-making processes to optimize energy distribution and enhance grid efficiency.
Optimisasi dan Permasalahan Pada Pembangkit Listrik Berbasis Energi baru Terbarukan Mohamad Isnaeni Romadhon; Rizky Adi Nugraha
Knowledge on Sustainability, Longevity, and Interdisciplinary Vol. 1 No. 1 (2025): KONSULI: Knowledge on Sustainability, Longevity, and Interdisciplinary
Publisher : PT Konsuli Corpora Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perubahan iklim mendorong Masyarakat dunia untuk mulai beralih dari penggunaan energi berbasis fosil ke penggunaan energi baru terbarukan. Berdasarkan data dari energy institute - Statistical Review of World Energy (2024), total 8988,39 TWh listrik yang dipergunakan di dunia bersumber dari energi baru terbarukan pada tahun 2023. 47 % dari jumlah tersebut berasal dari PLTA, 26 % dari PLTB, 18 % dari PLTS, dan 9 % sisanya dari sumber energi EBT lain seperti geothermal, biomasa, PLTSa, dan Pembangkit Listrik Gelombang Laut. Meskipun, perkembangan pembangkit Listrik EBT di dunia menunjukkan tren yang cukup baik, mahalnya biaya instalasi dan maintenance dari pembangkit tersebut perlu menjadi pertimbangan karena akan mempengaruhi harga jual Listrik pada konsumen. Optimisasi pada perencanaan pembangkit sangat diperlukan untuk meminimalkan biaya-biaya seperti biaya Pembangunan pembangkit, biaya maintenance dan biaya operasional serta memaksimalkan energi yang dihasilkan oleh pembangkit. Pada artikel ini akan dipaparkan hasil penelitian sebelumnya berkaitan dengan optimisasi dan permasalahan yang dihadapi pada Pembangkit-Pembangkit Listrik berbasis EBT seperti, PLTA, PLTMini dan Micro Hydro, PLTS dan PLTB.
Evaluasi Akurasi Aplikasi Simulasi Perancangan PLTS Berbasis WEB Studi Kasus : Dinas ESDM PRovinsi Jawa Tengah Rizky Adi Nugraha; Muhammad Rifqy Arya Marendra
Knowledge on Sustainability, Longevity, and Interdisciplinary Vol. 1 No. 2 (2025): KONSULI: Knowledge on Sustainability, Longevity, and Interdisciplinary
Publisher : PT Konsuli Corpora Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Listrik merupakan kebutuhan utama manusia modern, namun pembangkitannya masih didominasi energi fosil. Energi terbarukan, khususnya tenaga surya, kontribusinya masih kecil dalam bauran energi nasional. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui inisiatif Jateng Solar Province mendorong penggunaan energi bersih dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah. Dinas ESDM berperan penting dalam implementasi program ini, seperti pemasangan PLTS di gedung pemerintahan, contohnya PLTS 30,94 kWp yang menghasilkan energi signifikan dan mengurangi emisi karbon. Penelitian ini mengevaluasi deviasi hasil simulasi dari aplikasi PVGIS, PVWatts, dan Global Solar Atlas (GSA) dibandingkan data produksi energi aktual PLTS di gedung pemerintahan tersebut. Analisis menunjukkan deviasi signifikan dengan Mean Bias Error (MBE) tahunan negatif, menandakan simulasi cenderung melebih lebihkan produksi energi. Pada 2023, MBE tahunan untuk PVWatts, PVGIS, dan GSA berturut-turut -6,33%, -8,46%, dan -3,51%, dengan Root Mean Square Error (RMSE) mencapai 11,71%, 11,20%, dan 8,43%. Pada 2024, deviasi meningkat dengan MBE -13,27%, -16,41%, dan -14,07%, serta RMSE sekitar 17-18%. Simulasi paling akurat pada musim kemarau, khususnya GSA dengan MBE 0,16% pada 2023, sementara musim hujan dan peralihan menunjukkan deviasi lebih besar. Analisis data BMKG terkait suhu, kelembapan, lama penyinaran, dan curah hujan mengungkapkan penurunan produksi aktual pada musim hujan disebabkan oleh faktor lingkungan yang tidak sepenuhnya tercermin dalam simulasi. Kesimpulannya, aplikasi simulasi memberikan estimasi awal baik pada musim kemarau, namun akurasi menurun saat musim hujan dan peralihan. Kalibrasi dengan data aktual dan variabel lingkungan diperlukan untuk meningkatkan akurasi prediksi. Pendekatan ini penting untuk mendukung perencanaan PLTS yang realistis dan adaptif, serta memperkuat peran Dinas ESDM Jawa Tengah dalam mendorong transisi energi bersih yang inklusif dan berkelanjutan.
Analisis Perkembangan Regulasi PLTS Atap di Indonesia dan Dampaknya terhadap Akses Energi bagi Industri dan Masyarakat Nanang Aribowo; Daniel; Renaldo Marsal; Rizky Adi Nugraha
Knowledge on Sustainability, Longevity, and Interdisciplinary Vol. 1 No. 3 (2025): KONSULI: Knowledge on Sustainability, Longevity, and Interdisciplinary
Publisher : PT Konsuli Corpora Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 2 Tahun 2024 menandai perubahan signifikan dalam kebijakan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap di Indonesia, terutama melalui penerapan sistem kuota dan pembatasan periode pendaftaran dua kali setahun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak implementasi regulasi tersebut terhadap berbagai sektor, mulai dari industri besar hingga masyarakat dengan kapasitas terpasang kecil. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan dan analisis komparatif terhadap kebijakan PLTS atap di beberapa negara seperti Jerman, India, dan Malaysia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun regulasi baru ini memberikan kepastian bagi pengelolaan jaringan dan tata kelola kuota, penerapannya berpotensi membatasi partisipasi masyarakat kelas bawah dan pelaku usaha kecil yang ingin beralih ke energi surya. Penyesuaian kebijakan yang lebih inklusif diperlukan agar PLTS atap dapat mendukung transisi energi nasional secara merata di seluruh lapisan masyarakat. 
Perbandingan Kebijakan dan Implementasi Biogas di Negara Berkembang Bagus Satrio Utomo Prawiraharjo; Rizky Adi Nugraha
Knowledge on Sustainability, Longevity, and Interdisciplinary Vol. 1 No. 3 (2025): KONSULI: Knowledge on Sustainability, Longevity, and Interdisciplinary
Publisher : PT Konsuli Corpora Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Krisis energi global dan peningkatan kebutuhan energi bersih menuntut negara berkembang untuk beralih menuju sumber energi baru terbarukan (EBT). Salah satu alternatif yang potensial adalah biogas, terutama di wilayah pedesaan dengan ketersediaan limbah organik yang melimpah. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau kebijakan dan implementasi program biogas di Indonesia serta membandingkannya dengan negara berkembang lain seperti India, China, dan Vietnam. Metode yang digunakan adalah systematic literature review (SLR) dengan menganalisis publikasi dan dokumen kebijakan antara tahun 2013–2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan pengembangan biogas di India, China, dan Vietnam sangat dipengaruhi oleh dukungan kebijakan nasional, insentif fiskal, dan sistem pemantauan terpusat. Di Indonesia, meskipun program BIRU telah memberikan dampak sosial ekonomi positif, keberlanjutan operasional masih menjadi tantangan akibat lemahnya dukungan finansial dan koordinasi kelembagaan. Penelitian ini merekomendasikan perlunya penguatan kebijakan biogas nasional melalui integrasi program lintas sektor, peningkatan insentif, dan pembentukan pusat data energi terbarukan untuk menjamin keberlanjutan sistem biogas di Indonesia.