Zamratul Aini
Universitas Jabal Ghafur, Aceh

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Gaya Berpacaran Remaja Pada Sistem Keluarga Patriarki Nurul Fajri; Toto Raharjo; Dita Juwita Zuraida; Zamratul Aini
Jurnal Keilmuan Pendidikan Vol. 1 No. 1 (2025): Jurnal Keilmuan Pendidikan (JKP)
Publisher : Asosiasi Asesmen Pendidikan (AAP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63203/040920000

Abstract

Studi perbandingan kuantitatif ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan gaya berpacaran remaja antara laki-laki dan perempuan yang dibesarkan dalam sistem keluarga patriarki. Masa remaja merupakan masa kritis yang ditandai oleh eksplorasi identitas, perkembangan emosi, dan interaksi sosial, di mana hubungan romantis memainkan peran sentral. Namun, struktur keluarga patriarki dapat membentuk peran gender dan perilaku hubungan secara berbeda. Sebanyak 300 remaja (133 laki-laki dan 1167 perempuan) berusia 14–17 tahun dari Pondok Gede, Kota Bandung, dipilih menggunakan purposive sampling. Semua partisipan memiliki pengalaman berpacaran dan berasal dari keluarga dengan nilai-nilai patriarki yang kuat. Data dikumpulkan menggunakan Dating Style Inventory (DSI), yang dikembangkan berdasarkan teori Jacob Orlofsky, yang terdiri dari lima gaya: Intimate, Preintimate, Stereotyped, Pseudointimate, dan Isolated. Instrumen menunjukkan validitas tinggi (29 item valid) dan reliabilitas sangat baik (Cronbach’s Alpha = 0,99). Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya berpacaran yang paling dominan di kalangan remaja adalah Gaya Stereotip (74%), diikuti oleh gaya Praintim (67%) dan Intim (62%). Sementara laki-laki dan perempuan menunjukkan skor rata-rata yang sama (M = 74,8 untuk laki-laki, M = 74,9 untuk perempuan), uji Mann–Whitney U mengungkapkan perbedaan yang signifikan secara statistik dalam gaya berpacaran antara jenis kelamin (p = 0,032). Temuan ini menunjukkan bahwa sosialisasi patriarki memengaruhi perilaku berpacaran secara berbeda untuk remaja laki-laki dan perempuan, yang menyoroti perlunya intervensi yang peka gender dalam pendidikan hubungan.