Sampah yang timbul dari aktivitas yang dilakukan manusia semakin bertambah volumenya seiring meningkatnya populasi penduduk, tingkat konsumsi, serta kemajuan teknologi. Sampah rumah tangga merupakan salah satu sumber sampah yang cukup besar peranannya dalam peningkatan volume sampah di suatu lingkungan sehingga perlu melakukan pengolahan sampah organik dengan mengolahnya menjadi kompos (pupuk organik). Limbah organik yang dihasilkan bersumber dari limbah pertanian, perkebunan dan rumah tangga. 40% limbah organik tersebut belum termanfaatkan dengan optimal, karena terkendala pada tingkat kesadaran, tingkat pengetahuan dan ekonomi masyarakat, sehingga dengan melakukan edukasi dan pelatihan memanfaatkan limbah organik untuk membuat Mikroorganisme Lokal (MOL) sebagai aktivator pupuk organik pada KWT, merupakan alternatif untuk meningkatkan pengetahuan KWT , sehingga dapat mengedukasi masyarakat agar tidak melakukan pembakaran sampah, dan agar tetap menjaga kelestarian lingkungan serta dapat dikembangkan untuk meningkatkan ekonomis masyarakat.Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode praktikum secara langsung dan metode ceramah.sehingga diperoleh Mol dari nasi dan bonggol pisang.Pemakaian pupuk organik yang dikombinasikan dengan mol dapat menghemat penggunaan pupuk kimia hingga 400 kg per musim tanam pada 1 ha sawah. Waktu pembuatan relatif singkat dan cara pembuatannya mudah. Selain itu mol juga ramah lingkungan