Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN KOMPENSASI DENGAN KEINGINAN PINDAH KERJA (TURNOVER INTENTION) TENAGA PERAWAT DI RUMAH SAKIT SWASTA TIPE C KOTA BATAM TAHUN 2018 Suyono, Tan; Girsang, Ermi; Nasution, Ali Napiah; Gusnawati, Gusnawati
SCIENTIA JOURNAL Vol 7 No 2 (2018): SCIENTIA JOURNAL
Publisher : SCIENTIA JOURNAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.143 KB) | DOI: 10.5281/scj.v7i2.137

Abstract

Menurut  WHO  (World  Health  Organization),  Rumah  sakit  adalah  bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pela- yanan  paripurna  (komprehensif),  penyembuhan  penyakit  (kuratif)  dan  pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik (World Health Organization, 2010). Fenomena intensi turnover di Indonesia disadari benar oleh akademisi maupun prakti- si. Banyaknya rumah sakit baru yang didirikan, turut memberikan angin segar kepada para perawat untuk mencoba sebuah peruntungan baru dan turut mendorong tingginya intensitas turnover di sebuah rumah sakit (Andini, 2006). Hasil survey awal yang dilakukan pada 2 (dua) Rumah Sakit Swasta Tipe C di Kota Batam yaitu Rumah Sakit Harapan Bunda dan Rumah Sakit Camatha Sahidya pada bulan Mei 2018 kepada 20 perawat rawat inap didapatkan bahwa 60% perawat menyatakan keinginan untuk pindah kerja. Hal ini disebabkan oleh faktor kompensasi yang kurang sesuai (60%), kepuasan kerja (65%), stress kerja (50%), lama kerja (35%) dan usia perawat (45%). Berasarkan data dari Bagian Sumber Daya Manusia RS Hara- pan Bunda, jumlah perawat yang bekerja pada tahun 2017 sebanyak 157 perawat dan terdapat 32 perawat yang keluar atau apabila dipersentasekan berjumlah 21% ter- jadinya turnover perawat dari jumlah total perawat. Turnover perawat di rumah sakit memang bukan hal yang mudah. Diperlukan perhatian yang lebih karena turnover dapat merugikan organisasi, baik dari segi biaya, sumber daya, maupun efektifitas keperawatan itu sendiri. Dari segi biaya, rumah sakit harus mengeluarkan biaya untuk merekrut perawat-perawat baru, dan melakukan train- ing  untuk  perawat-perawat  baru.  Dari  segi  sumber  daya,  rumah  sakit  kehilangan perawat yang sudah lebih lama bekerja di rumah sakit, itu berarti rumah sakit ke- hilangan sumber daya yang kompeten, dan tidaklah mudah untuk mencari perawat baru yang dapat menggantikan perawat kompeten yang mengundurkan diri tersebut. Turno- ver juga merugikan efektifitas dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit. Perawat-perawat baru tentunya membutuhkan waktu untuk beradaptasi, dan mem- bangun kerjasama tim yang baik dalam bekerja. Hal tersebut tentunya akan mengu- rangi efektifitas keperawatan itu sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penelitian yang telah dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 84  perawat di Rumah Sakit Tipe C di Kota Batam  pada tanggal  12 September – 15 Oktober 2018 dapat disimpulkan bahwa Mayoritas perawat adalah berjenis kelamin perempuan (77.4%), belum menikah (67.9%), berpendidikan Diploma III  Keperawatan (85.7%),  Masa Kerja Baru (60,7%), berusia 20 – 29 tahun (79.8%),   kompensasi tidak sesuai (58.3%), tidak puas dalam bekerja (53.6%) dan tidak mengalami stress kerja (54.8%). Ada  hubungan antara kompensasi dengan keiginan pindah kerja perawat  (nilai p = 0.006 < 0.05).    
PENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN (Arenga pinnata L.) TERHADAP NILAI ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN GIZI KATUMBU JAGUNG (Zea mays L.) SEBAGAI MAKANAN TRADISIONAL Gusnawati, Gusnawati; Karimuna, La; Ansharullah, Ansharullah
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 4, No 3 (2019): JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI PANGAN
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (667.227 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v4i3.7193

Abstract

ABSTRACT             The purpose of this study was to study the effect of addition of palm sugar on the level of preference of panelists and the nutritional content of corn katumbu products. This study used Completely Randomized Design (CRD) consisting of six treatments. The six treatments included Control (G0), addition of 10% palm sugar (G1), addition of  20% palm sugar  (G2), addition of 30% palm sugar  (G3), addition of 40% palm sugar  (G4) and addition of  50% palm sugar  (G5). Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA). The results showed that the addition of palm sugar in traditional food of corn katumbu had  very significant effect on the assessment of organoleptic color, aroma, taste and no significant effect on texture. The best treatment was obtained by the addition of 30% palm sugar. The best samples had water, ash, protein, fat, carbohydrate and glucose contents namely 30.43%, 1.67%, 5.49%, 21.35%, 41.04% and 5500 mg/L, respectively. Generally, this product can be accepted (preferred) by panelists. Keywords: Corn, Katumbu, nutritional values, organoleptic, Palm Sugar ABSTRAK                Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh penambahan gula aren terhadap tingkat kesukaan panelis dan kandungan gizi produk katumbu jagung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas   enam perlakuan. Enam perlakuan tersebut meliputi kontrol (G0), penambahan gula aren 10% ( G1), penambahan gula aren 20% (G2), penambahan gula aren 30% (G3), penambahan gula aren 40% (G4) dan penambahan gula aren 50% (G5). Data dianalisis menggunakan analysis of varians (ANOVA). Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan gula aren pada makanan tradisional katumbu jagung berpengaruh sangat nyata terhadap penilaian organoleptik warna, aroma, rasa serta berpengaruh tidak nyata pada tekstur. Perlakuan terbaik diperoleh pada penambahan gula aren 30%. Sampel terbaik memiliki kadar air, abu, protein, lemak, karbohidrat dan glukosa berturut-turut sebesar  30,43%, 1,67%, 5,49%, 21,35%, 41,04% dan 5500mg/L. Secara umum, produk ini dapat diterima (disukai) oleh panelis. Kata kunci: Jagung, katumbu, nilai gizi, organoleptik, Gula aren