Zunnita, Oktaviana
Universitas Pakuan

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS TERHADAP KEJADIAN INFEKSI LUKA OPERASI Zunnita, Oktaviana; Sumarny, Ros; Kumalawati, July
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2018): Fitofarmaka, Vol.8, No.1, Juni 2018
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.814 KB)

Abstract

ABSTRAKAntibiotik profilaksis  adalah antibiotik  yang diberikan pada pasien yang akan menjalani pembedahan untuk mencegah terjadinya infeksi akibat tindakan operasi. Antibiotik profilaksis diberikan secara intravena agar dicapai konsentrasi maksimum di serum/jaringan pada saat operasi. Pemilihan antibiotika profilaksis yang sesuai pada tindakan pembedahan sangat menentukan keberhasilan dalam mencegah terjadinya infeksi luka operasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya angka kejadian infeksi luka operasi dan mengevaluasi penggunaan antibiotika profilaksis dalam pencegahan infeksi luka operasi di rumah sakit Premier Bintaro, Kota Tanggerang. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan studi deskriptif analitik melalui penelusuran data yang dilakukan secara retrospektif pada pasien yang menjalani pembedahan di ruang operasi. Analisa dan evaluasi data berupa deskripsi pola penggunaan antibiotika profilaksis dan angka kejadian infeksi luka operasi serta hubungan antara penggunaan antibiotika profilaksis dengan kejadian infeksi luka operasi. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukan bahwa angka kejadian infeksi luka operasi pada tindakan pembedahan sebanyak 7 kasus (1,97%) dari jumlah total 355 kasus bedah pada periode penelitian. Antibiotika profilaksis yang paling banyak digunakan adalah sefalosporin generasi III (66,2%). Hasil analisa dengan Fisher exact menunjukkan bahwa sifat operasi, jenis antibiotika dan waktu pemberian antibiotika mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian ILO (p <0,05). Dari penelitian terlihat pula bahwa semakin lama operasi berlangsung semakin tinggi risiko infeksi luka operasi. Antibiotik sefalosporin generasi III terbanyak yang digunakan adalah ceftriaxone injeksi.Kata kunci: Antibiotika profilaksis, sefalosporin, luka operasi   EFFECT OF PROPHYLAXIS ANTIBIOTICSTO THE OCCURANCE OF SURGICAL SITE INFECTION ABSTRACTAntibiotic  prophylaxis commonly given  to  the patients  undergoing  surgery to prevent infection due to surgery wound. Antibiotics Prophylactic were given intravenously to achieve maximum serum/tissue concentration at the time of operation and the maximum level was maintained during the surgical procedure. Selection of appropriate antibiotic prophylaxis in surgery is crucial to prevent surgical site infection. This study aims to determine the occurrence of  surgical site infection and to evaluate the use of prophylactic antibiotics to the patients undergoing surgery in Premier Bintaro Hospital, Kota Tanggerang hospital. The study was an observational study with descriptive analytic design using retrospective data obtained from the surgery patients. The data were analyzed and evaluated in  form of the pattern of antibiotic prophylaxis   usage, occurrence of surgical site infection, and relationship between antibiotic prophylaxis usage  and occurence of surgical site infection. The results obtained showed that during the study period, 7 cases of surgical site infections occurred from the total of355   surgical procedure (1.97%).  The antibiotics prophylactic most widely used was a third generation cephalosporin (66.2%). The results of Fisher exact analysis showed that the types of operation, type of antibiotic, and time of antibiotics administration had significant relationship with ILO  (p <0,05).  The research also revealed that the longer the surgery time, the higher the risk of surgical site infection.   The third generation cephalosporin antibiotics used were ceftriaxone injection was the third generation cephalosporin widely used in hospital.Keywords: Antibiotics prophylactic, cephalosporin, surgical site infection 
PENILAIAN TERHADAP RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA BALITA PENDERITA PNEUMONIA PUSKESMAS BOGOR UTARA Indriani, Lusi; Zunnita, Oktaviana
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8 No. 2 Tahun 2018
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.814 KB) | DOI: 10.33751/jf.v8i2.1068

Abstract

Pneumonia adalah penyakit peradangan paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, maupun jamur. Penyakit infeksi menular ini menjadi salah satu penyebab utama kematian pada balita di dunia. Pengobatan pneumonia dengan terapi antibiotika yang tepat dan rasional akan menentukan keberhasilan pengobatan. Penelitian ini bertujuan menilai rasionalitas penggunaan antibiotika pada balita penderita pneumonia di Puskesmas Bogor Utara periode Januari-Desember tahun 2016. Penilaian dilakukan berdasarkan metode Gyssens dengan melihat ketepatan indikasi, ketepatan pemilihan obat, ketepatan jangka waktu penggunaan, dan ketepatan dosis antibiotika. Hasil penilaian rasionalitas dengan metode Gyssens pada kategori V (tidak rasional karena tidak ada indikasi penggunaan antibiotika) adalah 0%, kategori IVa (tidak rasional karena ada antibiotika lain yang lebih efektif) adalah 0%, kategori IVd (tidak rasional karena ada antibiotika lain yang spektrumnya lebih sempit) 0%, kategori IIIa (tidak rasional karena pemberian antibiotika terlalu lama) 0%, kategori IIIb (tidak rasional karena pemberian antibiotika terlalu singkat) 9,6%, katogeri IIa (tidak rasional karena dosis tidak tepat) sebanyak 43,8%, serta kategori 0 (penggunaan antibiotika tepat/rasional) sebanyak 46,6%. Dari semua kategori yang dinilai dapat disimpulkan bahwa di Puskesmas Bogor Utara, pemilihan antibiotika untuk pneumonia sudah rasional kecuali untuk kategori dosis dan lama atau jangka waktu pemberian yang tidak tepat/ rasional. 
PENILAIAN TERHADAP RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA BALITA PENDERITA PNEUMONIA PUSKESMAS BOGOR UTARA Lusi Indriani; Oktaviana Zunnita
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.866 KB) | DOI: 10.33751/jf.v8i2.1572

Abstract

Pneumonia adalah penyakit peradangan paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, maupun jamur. Penyakit infeksi menular ini menjadi salah satu penyebab utama kematian pada balita di dunia. Pengobatan pneumonia dengan terapi antibiotika yang tepat dan rasional akan menentukan keberhasilan pengobatan. Penelitian ini menilai rasionalitas penggunaan antibiotika pada balita penderita pneumonia di Puskesmas Bogor Utara periode Januari-Desember tahun 2016. Penilaian dilakukan berdasarkan metode Gyssens dengan melihat ketepatan indikasi, ketepatan pemilihan obat, ketepatan jangka waktu penggunaan, dan ketepatan dosis antibiotika. Hasil penilaian rasionalitas dengan metode Gyssens pada kategori V (tidak rasional karena tidak ada indikasi penggunaan antibiotika) adalah 0%, kategori IVa (tidak rasional karena ada antibiotika lain yang lebih efektif) adalah 0%, kategori IVd (tidak rasional karena ada antibiotika lain yang spektrumnya lebih sempit) 0%, kategori IIIa (tidak rasional karena pemberian antibiotika terlalu lama) 0%, kategori IIIb (tidak rasional karena pemberian antibiotika terlalu singkat) 9,6%, katogeri IIa (tidak rasional karena dosis tidak tepat) sebanyak 43,8%, serta kategori 0 (penggunaan antibiotika tepat/rasional) sebanyak 46,6%. Dari semua kategori yang dinilai dapat disimpulkan bahwa di Puskesmas Bogor Utara, pemilihan antibiotika untuk pneumonia sudah rasional kecuali untuk kategori dosis dan lama atau jangka waktu pemberian yang tidak tepat/ rasional.
PENGARUH ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS TERHADAP KEJADIAN INFEKSI LUKA OPERASI Oktaviana Zunnita; Ros Sumarny; July Kumalawati
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (644.421 KB) | DOI: 10.33751/jf.v8i1.1170

Abstract

Antibiotik profilaksis adalah antibiotik yang diberikan pada pasien yang akan menjalani pembedahan untuk mencegah terjadinya infeksi akibat tindakan operasi. Antibiotik profilaksis diberikan secara intravena agar dicapai konsentrasi maksimum di serum/jaringan pada saat operasi. Pemilihan antibiotika profilaksis yang sesuai pada tindakan pembedahan sangat menentukan keberhasilan dalam mencegah terjadinya infeksi luka operasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya angka kejadian infeksi luka operasi dan mengevaluasi penggunaan antibiotika profilaksis dalam pencegahan infeksi luka operasi di rumah sakit Premier Bintaro, Kota Tanggerang. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan studi deskriptif analitik melalui penelusuran data yang dilakukan secara retrospektif pada pasien yang menjalani pembedahan di ruang operasi. Analisa dan evaluasi data berupa deskripsi pola penggunaan antibiotika profilaksis dan angka kejadian infeksi luka operasi serta hubungan antara penggunaan antibiotika profilaksis dengan kejadian infeksi luka operasi. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukan bahwa angka kejadian infeksi luka operasi pada tindakan pembedahan sebanyak 7 kasus (1,97%) dari jumlah total 355 kasus bedah pada periode penelitian. Antibiotika profilaksis yang paling banyak digunakan adalah sefalosporin generasi III (66,2%). Hasil analisa dengan Fisher exact menunjukkan bahwa sifat operasi, jenis antibiotika dan waktu pemberian antibiotika mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian ILO (p 0,05). Dari penelitian terlihat pula bahwa semakin lama operasi berlangsung semakin tinggi risiko infeksi luka operasi. Antibiotik sefalosporin generasi III terbanyak yang digunakan adalah ceftriaxone injeksi.
EFEK EDUKASI MELALUI BROSUR TERHADAP KONTROL TEKANAN DARAH DAN KEPATUHAN PASIEN HIPERTENSI Emy Oktaviani; Oktaviana Zunnita; Marlia Handayani
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 1 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.191 KB) | DOI: 10.33751/jf.v10i1.2060

Abstract

Kepatuhan merupakan salah satu faktor pendukung utama ketercapaian efek terapi pengobatan hipertensi. Ketidakpatuhan pasien hipertensi dalam minum obat dapat meningkatkan morbiditas, mortalitas, dan biaya perawatan. Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui pengaruh edukasi melalui brosur terhadap kontrol tekanan darah, kepatuhan minum obat dan faktor-faktor lain yang berhubungan pada pasien hipertensi. Rancangan penelitian ini adalah quasi experimental one group pretest and posttest design secara prospektif. Penelitian ini dilakukan menggunakan responden pasien hipertensi di Puskesmas Babakan Madang yang memenuhi kriteria inklusi. Pengambilan data pretest dan posttest menggunakan kuesioner MMAS-8 dan catatan medis pasien. Responden yang bersedia untuk mengikuti penelitian ditandai dengan adanya informed consent. Penelitian dilakukan dengan melakukan pengisian kuesioner MMAS-8 dengan wawancara, pengukuran tekanan darah, dan dilanjutkan dengan intervensi berupa edukasi melalui brosur. Satu bulan kemudian dilakukan pengisian kuesioner MMAS-8 dengan wawancara kembali dan pengukuran tekanan darah. Hasil penelitian dari 50 responden menunjukkan bahwa edukasi melalui brosur memberikan efek terhadap kontrol tekanan darah dan kepatuhan responden dengan hasil uji statistik menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test dengan tingkat kepercayaan 0.0001 (p0,05)
OPTIMASI EFEK ANALGESIK DAUN BINAHONG DENGAN PENAMBAHAN JAHE DAN KUNYIT SECARA IN VIVO Lusi Indriani; Oktaviana Zunnita; Muhammad Raifal Khairi
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 2 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.902 KB) | DOI: 10.33751/jf.v9i2.1603

Abstract

Penelitian menunjukkan daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dapat dimanfaatkan sebagai analgesik. Ekstrak etanol 70% daun binahong mempunyai daya analgesik sebesar 48,06% pada dosis 1g/kgBB dan 69,33% pada dosis 4g/kgBB pada mencit putih jantan. Jahe dan kunyit sudah terbukti berkhasiat sebagai analgesik. Penelitian ini bertujuan mengoptimasi efek analgesik ekstrak daun binahong dengan penambahan ekstrak jahe dan kunyit pada mencit putih jantan. Mencit putih dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan yaitu kelompok dosis 1 (binahong dosis tunggal 20mg/20gBB), dosis 2 binahong:jahe:kunyit (20:1:3,5mg/20gBB), dosis 3 (10:2:3,5mg/20gBB), dosis 4 (10:1:7mg/20gBB), kontrol positif (Natrium diklofenak 0,182mg/20gBB) dan kontrol negatif (CMC Na 0,5%). Efek analgesik diuji menggunakan metode induksi nyeri dengan rangsangan panas. Semua mencit diuji pendahuluan dengan menempatkan mencit di atas hot plate bersuhu 55°C. Parameter yang diamati adalah respon mencit mengangkat kaki belakang atau melompat. Selanjutnya diberikan larutan uji secara oral sesuai dengan dosis yang telah ditentukan. Pengamatan dilakukan pada menit ke- 0, 10, 20, 30, 40, 50 dan 60 setelah pemberian dosis perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok dosis kombinasi binahong-jahe-kunyit menunjukkan efek analgesik lebih baik dibanding binahong dosis tunggal, dengan daya analgesik lebih dari 50%. Daya analgesik paling tinggi ditunjukkan oleh dosis 4 yaitu kombinasi ekstrak binahong-jahe-kunyit (10 mg/20gBB: 1mg/20gBB:7mg/20gBB) yaitu sebesar 130,87% yang setara dengan Na diklofenak (137,50%).