H. S. Suhaedi
UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

KEKUASAAN, KEKERASAN DAN MOBILITAS JAWARA Suhaedi, H S
ALQALAM Vol 23 No 2 (2006): May - August 2006
Publisher : Center for Research and Community Service of UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten-Serang City-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1544.584 KB) | DOI: 10.32678/alqalam.v23i2.1495

Abstract

Dalam hirarki sosial, mereka yang memiliki kekuasaan akan menempati posisi paling tinggi pada puncak struktur sosial, seperti Sultan dan para kerabatnya sebagai bangsawan kesultanan Banten. Di bawah mereka adalah golongan elite birokrasi, termasuk pemimpin agama seperti kadi, personil mesjid, dan petugas perawat tempat-fempat suci, golongan Mardika/kaum, golongan utangan hingga munculnya kelompok yang dikenal dengan sebutan jawara .Proses terbentuknya kedudukan, peran dan jaringan sosial jawara di Banten dimulai sejak periode awal berdirinya kesultanan Banten bahkan hingga masa setelah kolonialisme berakhir. Kemampuan dan keunggulannya telah membuat menJadi sosok yang ditakuti sekaligus dikagumi bahkan muncul menjadi tokoh yang kharismatis dan herois, karena kerap muncul sebagai pemimpin sebuah pergerakan sosial.Tulisan ini, berusaha menjelaskan beberapa rumusan yang berkaitan dengan gambaran dinamika struktur sosial masyarakat Banten dan sejauhmana perubahan struktur itu mempengaruhi munculnya jawara sebagai lapisan elite sosial Hal menarik untuk dikemukakan dalam tulisan ini juga adalah: apakah yang menjadi dimensi utama dan bagaimana strategi jawara dalam mengolah mobilitas sosialnya ?.
ETNIS BANTEN DI NEGERI BORNEO H. S. Suhaedi
Kawalu: Journal of Local Culture Vol. 6 No. 2 (2019): July - December 2019
Publisher : Laboratorium Bantenologi UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/kawalu.v6i2.4912

Abstract

Saat menyebut Banten, paling tidak ada dua hal yang terekam dalam memori kolektif masyarakat. Pertama, Banten adalah salah satu bekas wilayah kerajaan di antara beberapa kerajaan Islam di nusantara yang memiliki peradaban terbuka dan dijadikan lokus persinggahan tidak saja oleh para pelancong lokal tapi juga oleh para pemburu kapital ekonomi dunia dan penjajah; kedua adalah cerita soal elite sosial lokal yaitu kiyai dan jawara yang memiliki pengaruh besar di masyarakat. Paper ini akan mencoba mengeksplorasi pandangan masyarakat di Kalimantan Barat terhadap orang Banten dan cara orang Banten mempertahankan eksistensinya. Meskipun orang Banten di Kalimantan Barat sudah hidup sejak ratusan tahun dan dikenal sebagai etnis minoritas yang hidupnya berbaur dengan etnis lain (tidak berkelompok), artikel ini mengungkap bahwa keberadaan mereka tetap dipandang sebagai orang magis-religious, dalam arti bahwa mereka mempunyai pemahaman agama yang tinggi, berakhlakul karimah, dan mempunyai kekuatan ghaib (magis) yang bisa meringankan setiap persoalan hidup dengan kekuatan supranatural. Di sisi lain, orang-orang Banten di Kalimantan Barat juga masih menggunakan magis. Hal ini karena dua hal, pertama magis masih dipercaya sebagai kekuatan supranatural yang bisa membantu memudahkan mereka dalam setiap kesulitan; kedua, beban psikologis yang melekat pada diri orang Banten yang selalu dianggap sebagai orang yang mempunyai kekuatan magis oleh masyarakat Kalimantan Barat. Adapun pemahaman keagamaan orang Banten berasal dari kepercayaan mereka terhadap kekuatan magis. Praktik-praktik ritual magi orang Banten dilakukan dengan cara beribadah kepada Tuhan yang maha Esa dan berpantang untuk tidak melakukan dosa besar agar kekuatan magis yang mereka miliki tetap berfungsi. Berangkat dari hasil penelitian di atas, peneliti beranggapan bahwa etnis Banten, meskipun merupakan etnis minoritas di Kalimantan Barat dan tidak banyak disebut oleh para peneliti sebagai etnis tersendiri, mereka mempunyai kontribusi yang cukup besar dalam pengembangan Islam dan mempunyai dan kesadaran etnik yang tinggi sehingga tidak mengalami konflik etnik sebagaimana etnik lain di Kalimantan Barat.
Kiprah K.H. Entol Ahmad Sutisna dalam Bidang Politik di Pandeglang Tahun 1945-1982 maesaroh maesaroh; hs suhaedi; siti fauziyah
Tsaqofah Vol 16 No 1 (2018): June 2018
Publisher : Departement of History and Islamic Civilization, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/tsaqofah.v16i1.3195

Abstract

The development of the Masyumi Party in Pandeglang began since Mathlaul Anwar expressed his support and joined the Masyumi Party in 1945. At that time, KH. Entol Ahmad Sutisna, who was chairman of Mathlaul Anwar, joined the Masyumi Party. In 1952 he became chairman of the Masegumi Party of Pandeglang and in 1955 he was elected to be the chairman of the DPRD Pandeglang, a representative from the Masyumi Party. KH. Entol Ahmad Sutisna is a charismatic figure who has an important contribution to the politics of the government of Pandeglang. he became the chairman of the Pandeglang DPRD which made political and economic policies. In political policy he made the Masyumi figure occupy an important position in the Government of Pandeglang, including: H. Suhaebi as the Regent of Pandegalang, KH. Maani Rusydi as the representative of the Pandeglang DPRD, Hj. Aisyah as a member of the Pandeglang DPRD, and KH. Abu Bakar Uwes as secretary of the Pandenglang DPRD, while in his economic policy he built the Pandeglang market.
Ulama Birokrat: Kiprah Abuya TB. Abdul Halim Kadu Peusing dalam Memperjuangkan Banten Siti Nur Immamah; H. S. Suhaedi; Erdi Rudjikartawi
Tsaqofah Vol 16 No 2 (2018): December 2018
Publisher : Departement of History and Islamic Civilization, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/tsaqofah.v16i2.3156

Abstract

The role of ulama is very important for the community in protecting the interests of the community. Ulama occupy an important position in the moral formation of society, even during the colonial period. Ulama leadership in the world of politics was very influential in the struggle against Dutch colonialism in Banten. The position of the ulama is inseparable from the prevailing tradition in the santri community, especially in rural areas which assume that in religion someone must follow what has been passed down by the ulama. Abuya Tb. Abdul Halim was a very charismatic cleric and his influence was very large for the people of Pandeglang. He was born around 1889 in Kadu Peusing Village, Kabayan Village, Pandeglang Subdistrict, Pandeglang Regency. The struggle of Abuya Tb. Abdul Halim started since he built Islamic boarding schools, Abuya thoughts Tb. Abdul Halim was very influenced by Sheikh Nawawi Tanara because Abuya Tb.Abdul Halim had studied with Sheikh Nawawi Tanara. The spirit of his struggle was poured out by participating in religious meetings, practicing his knowledge and supporting organizations such as Masyumi and NU. In 1945 Abuya Tb. Abdul Halim appeared in the struggle against the Dutch colonial until he was appointed Regent in Pandeglang in 1945-1947.
Kesultanan Mughol India (Tahun 1526-1858 M) HS Suhaedi
Tsaqofah Vol 11 No 2 (2013): December 2013
Publisher : Departement of History and Islamic Civilization, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/tsaqofah.v11i2.3446

Abstract

Setelah Mongol menghancurkan Baghdad pada tahun 1258 Masehi, tidak hanya mengakhiri kekhalifahan Abbasiyah, tetapi juga mewarnai corak perkembangan politik Dunia Islam, yang semula bersatu di bawah naungan Kekhalifahan Daulah Abbasiyah.
Daulat Ustmaniyah (Tahun 1281-1512 Masehi) HS Suhaedi
Tsaqofah Vol 11 No 1 (2013): June 2013
Publisher : Departement of History and Islamic Civilization, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/tsaqofah.v11i1.3419

Abstract

Abad ke-13 masehi merupakan suatu abad yang dikenal dengan abad yang paling menyedihkan bagi Dunia Islam, karena pada adab ke-13 kekhalifahan yang tadinya dikuasi oleh kaum Muslimin selama berabad-abad telah dihancurkan dan kota Baghdad sebagai pusat ilmu dan kebudayaan Islam telah dijarah rayah, khususnya ketika interpretasi Bangsa Tar-tar.
MENINGKATAN KESADARAN BELAJAR DI DESA CURUG AGUNG H.S. Suhaedi
Dedikasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7 No 2 (2015): Vol No 1 (2015): (Juli-Desember) 2015
Publisher : Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.585 KB)

Abstract

Tulisan ini merupakan kerja nyata partisipatoris antara masyarakat dan dampingan mahasiswa KUKERTA untuk memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa pendidikan itu sangat penting. Dilatarbelakangi oleh kenyataan minat belajar masyarakat tidak diperhatikan. Permasalahan pendidikan masyarakat dianalisis bersama dengan tujuan untuk memberi kesadaran mengenai pentingnya belajar bagi masyarakat di era globalisasi. Melalui metodologi PAR, proses kerja-kerja nyata partisipatif dilakukan dengan cara membagi para peserta KUKERTA ke beberapa sekolah. Materi pembelajaran, antara lain les privat bahasa Arab, bahasa Inggris, dan belajar al-Quran. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kesadaran belajar masyarakat di pedesaan amat sangat penting dalam menghadapi tantangan globalisasi. Kata-kata: Kesadaran belajar, pendidikan, globalisasi
Semar Mesem among Santri: A Phenomenological Study of Magical Practices Al Ayubi, Sholahuddin; Agnia, Ursa; Suhaedi, H.S.; Syamsu, Nouval; Kholilullah, Kholilullah
Al Qalam Vol. 42 No. 1 (2025): June
Publisher : Center for Research and Community Service of UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten-Serang City-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/alqalam.v42i1.12433

Abstract

This study examines an interesting phenomenon in the world of pesantren: the use of the magical practice "Semar Mesem". Through a qualitative approach, this research seeks to understand this practice’s meaning, purpose, and consequences in pesantren life. The study results show that Semar Mesem is not just a magical practice but also reflects the social and psychological dynamics in the pesantren environment. The practice is influenced by various factors, from internal factors such as self-discovery and social pressure to external factors such as cultural and environmental influences. In this study, religious education is correct and comprehensive in responding to this phenomenon. Religious education is not only limited to theoretical understanding but must also be able to form a strong and critical character. In addition, an open dialogue between Santri, scholars, and the community is also needed to find the right solution to overcome these problems.