Amin, Muahammad
P3M STAIN Parepare

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMIKIRAN ETIKA MUTAHHARI Amin, Muahammad
Kuriositas: Media Komunikasi Sosial dan Keagamaan Vol 10 No 1 (2017): Kuriositas: Media Komunikasi Sosial dan Keagamaan
Publisher : P3M STAIN Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Murtadhā Muthahharī is a philosopher, sufi of contemporary syi’ah, and one of Iranian ideologist of Islam revolution. His study focuses on the fiqh which imparts more loves to the philosophy, tasawuf, and theology. The point of his view was that human deed could be distinguished between the natural and moral (akhlāqī) deed. The natural was the deed that is not laudable. It is also implemented by animals. Then, the akhlāqī was the deed that is laudable in which it is like with the attempt. Human recognizes great being which is unmeasurable with the materials. It rises from the maujud having two sides which are in metaphysic and material and have spirit and body. Within Worship Theory, Murtadhā Muthahharī classified that morals will not have the meaning if it is not with the recognition of God (ma‘rifat Allāh). Furthermore, tauhīd in his view is the root of the moral of faithful people in which it will not be lifted by the power at all.
PEMIKIRAN ETIKA MUTAHHARI Amin, Muahammad
KURIOSITAS: Media Komunikasi Sosial Keagamaan Vol 10 No 1 (2017): Pemikiran Islam dan Hubungannya dengan Budaya Nusantara
Publisher : LPPM IAIN Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.117 KB) | DOI: 10.35905/kur.v10i1.583

Abstract

Murtadhā Muthahharī adalah seorang filosof, ulama, sufi Syi‘ah kontemporer, serta salah seorang dari ideolog revolusi Islam Iran. Inti studi agamanya adalah bidang fikih, namun ia menunjukkan kecintaan yang tinggi pada filsafat, tasawuf, dan teolog. Menurut Murtadhā Muthahharī, perbuatan manusia dapat dibedakan antara perbuatan alami dan perbuatan akhlāqī. Perbuatan alami adalah perbuatan yang tidak terpuji, jenis perbuatan alami ini juga diperbuat oleh binatang. Sedang perbuatan akhlāqī adalah perbuatan yang layak untuk dipuji, perbuatan yang identik dengan usaha. Manusia mengakui akan nilai agung suatu perbuatan akhlāqī yang tidak dapat diukur dengan materi; Hadirnya perbuatan akhlāqī disebabkan oleh manusia adalah maujud yang memiliki dua sisi, ia berada di alam materi dan metafisik, memiliki ruh dan jasad. Dalam “teori penyembahan” Murtadhā Muthahharī, mengklasifikasikan bahwa akhlak tidak akan memiliki arti apabila tidak dibarengi dengan pengenalan Tuhan (ma‘rifat Allāh). Artinya, tauhīd dalam pandangannya adalah akar dari prinsip akhlak orang beriman yang tidak akan dapat dicabut oleh kekuatan manapun.