JITRO (Jurnal Ilmiah dan Teknologi Peternakan Tropis)
Vol 6, No 2 (2019): JITRO, Mei

Tampilan Kesuburan Sapi Bali Induk yang Dikawinkan Langsung dengan Pejantan dan Inseminasi Buatan Ketika Estrus Hasil Sinkronisasi Menggunakan PGF2α

Petrus Kune (Unknown)
Rini Widyastuti (Unknown)
Takdir Saili (Unknown)



Article Info

Publish Date
20 May 2019

Abstract

ABSTRAKAngka kebuntingan sapi bali yang mengalami sinkronisasi estrus dan diinseminasi pada saat estrus muncul masih di bawah 50%. Akan tetapi, persentrasi gejala estrus yang muncul setelah sinkronisasi selalu di atas 85%.  Oleh karena itu, penelitian untuk mengevaluasi tingkat kebuntingan sapi bali setelah sinkronisasi, deteksi estrus dan perkawinan baik kawin alam maupun inseminasi telah dilakukan dengan menggunakan 67 ekor sapi bali induk umur 4-6 tahun yang mempunyai corpus luteum periodik. Penelitian dilakukan sebanyak empat tahap dengan masing-masing tahap selama 22 hari. Semua sapi percobaan dipelihara secara intensif pada 5 pedok yang terpisah dan setiap pedok ditempatkan 4 ekor sapi bali induk dan seekor pejantan. Hormon estron digunakan untuk sinkronisasi induk sapi percobaan dengan dosis 5 ml/ekor secara intra muscular, selanjutnya dilakukan induk sapi dikawinkan pada hari pertama sampai kelima setelah sinkronisasi dan deteksi estrus. Deteksi estrus diperpanjang sampai dengan akhir siklus estrus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 91,05% sapi percobaan mengalami estrus setelah sinkronisasi sedangkan gejala estrus muncul mulai hari pertama sampai hari kelima (rata-rata hari ke 3) setelah sinkronisasi.  Angka kebuntingan yang diperoleh rata-rata 27,87%.  Estrus alami (terjadi setelah estrus sinkronisasi) mulai muncul setelah 6-13 hari (rata-rata 8 hari) estrus hasil sinkronisasi muncul.Kata Kunci: estrus, kebuntingan, PGF2α  Therefore, the experiment related to evaluation of conception rate of bali cow following synchronization, estrus detection and natural mating or artificial insemination was conducted using 67 bali cow aged 4-6 y.o. that has periodic corpus luteum. The experiment was conducted in four sequent periods (22 days each).  All animal was kept intensively in 5 separate paddocks where each paddock was allocated five animals (4 cows+1 bull).  Estron contained PGF2α was injected intramuscular (5 ml/head) to all cows for synchronization while mating (natural mating and artificial insemination) was conducted during 1-5 days following synchronization and estrus detection.  Estrus detection was prolonged up to the end of estrus cycle. The results showed that 91.05% of synchronized cow was estrus, while the estrus sign occurred on day 1-5 (day 3 in average) after synchronization. Conception rate gained in this experiment was 27.87%.  Natural estrus that occurred following synchronized estrus varied between 6-13 days (8 days in average) after synchronized estrus occurred.Keywords: conception, estrus, PGF2α, synchronization  

Copyrights © 2019






Journal Info

Abbrev

JITPT

Publisher

Subject

Veterinary

Description

Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis (JITRO) adalah jurnal ilmiah mempublikasikan hasil penelitian dan review bidang ...