Penelitian ini bertujuan memberikan pemahaman tentanh hasil penerjemahan pantun Begadisan Masyrakat Basemah di Kecamatan Kedurang Bengkulu Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui observasi atau pengamatan langsung, wawancara, dan pencatatan. Data dianalisis dan diinterpretasikan dengan langkah-langkah: membca teks bahasa sumber, mentranskripsikan hasil pengamatan, mentabulasikan data, mengelompokkan data, interpretsi, dan kesimpulan yang berkaitan dengan bentuk, fungsi dan peran, dan terjemahan pantun tersebut.Hasil dan temuan penelitian adalah pengambaran ungkapan perasaan masyarakat Besemah melalui pendeskripsian tentang aktivitas percintaan pemuda dan sang gadis pujaan hati dituangkan melalui syair-syair atau biasa disebut pantun begadisan. Dalam sastra lisan pantun begadisan pada masyarakat Besemah berfungsi sebagai sarana untuk menampilkan estetika, menarik perhatian pendengar, sarana kritikan sosial dan moral, dan sebagai sarana komunikasi pergaulan muda-mudi dalam mengungkapkan isi hati kepada sang pujaan hati dan sarana penyampaian pesan moral. Pandangan masyarakat Besemah tentang karya ini lebih pada aspek sebagai sarana hiburan dan media komunikasi pergaulan muda-mudi pada masa lalu.Jadi, dahulunya acara pantun begadisan ini hanya dilakukan pada acara saat akan ada taaruf antara pria dan perempuan yang dilakukan secara tertutup di rumah sang perempuan. Tetapi sekarang acara pantun begadisan ini sudah diperluas sebagai acara hiburan jika ada acara-acara tertentu di daerah tersebut, misalnya acara pernikahan atau acara hiburan lainnya.
Copyrights © 2016