Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pola-pola interferensi yang terbentuk, mencari jarak garis gelap terang yang terbentuk dan mengetahui pengaruh penggunaan medium yang berbeda-beda terhadap interferensi. Peneliti menggunakan perangkat percobaan kisi dengan harga tetap L (Jarak antara kisi dengan sumber sinar) 20 cm dan d (harga tetapan kisi) sebesar 100 garis/mm dan 300 garis/mm. Medium yang digunakan adalah medium udara, air dan asam cuka. Berdasarkan data yang diperoleh pada saat d = 100 garis/mm dan L = 20 cm panjang gelombang pada medium udara sebesar 550 nm, medium air 650 nm dan medium asam cuka 700 nm. Pada d = 300 garis/mm dan L = 20 cm panjang gelombang pada medium udara saat orde satu 627 nm dan orde dua 635 nm, pada medium air panjang gelombang saat orde satu 693 nm dan orde dua 644 nm, serta pada asam cuka panjang gelombang saat orde pertama sebesar 709,5 nm saat orde kedua 668,25 nm. Hasil penelitian menunjukkan Pola-pola interferensi yang terbentuk relatif sama tetapi jarak titik gelap terang berbedabeda, jarak garis gelap terang yang terbentuk berbeda-beda semakin besar medium yang digunakan maka semakin jauh jarak garis gelap terang yang terbentuk. Jadi, jarak garis gelap terang dari medium udara, air dan asam cuka cenderung mengalami kenaikan dan ada pengaruh medium terhadap panjang gelombang, semakin besar medium yang digunakan maka semakin besar pula panjang gelombang yang dihasilkan dan semakin jauh titik gelap terang yang terbentuk.
Copyrights © 2015