ABSTRAKProyeksi penduduk Sulawesi Tenggara penderita penyakit paru dan pernapasan meningkat dari angka 193,043 jiwa menjadi 210,511 jiwa dari tahun 2013 hingga tahun 2023. Jumlah ini menunjukkan laju peningkatan sebesar 1,09% per tahun. Penyakit paru dan pernapasan adalah penyakit dengan jumlah penderita terbanyak diantara penyakit lain di Sulawesi Tenggara setiap tahunnya. Sulawesi Tenggara membutuhkan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat dan fasilitas penelitian penyakit paru dan pernapasan. Universitas Halu Oleo sebagai universitas terbesar di Sulawesi Tenggara diproyeksikan 10-20 tahun mendatang memiliki rumah sakit pendidikan khusus bagi penyakit endemik yakni penyakit paru dan pernapasan sebagai fasilitas pelayanan pasien umum dan penelitian. Untuk menentukan kebutuhan rawat inap Rumah Sakit Pendidikan Khusus Paru dan Pernapasan UHO, digunakan proyeksi BOR Rumah Sakit Umum Bahteramas untuk tahun 2023 sebagai rumah sakit regional dan mengasumsikan Rumah Sakit Pendidikan Khusus Paru dan Pernapasan UHO dapat mengakomodir 50% dari jumlah tempat tidur yang dibutuhkan. Perhitungan menunjukkan bahwa rumah sakit tersebut membutuhkan 150 ruang perawatan. Merujuk kebutuhan akan penanggulangan terhadap kerusakan lingkungan dan menciptakan lingkungan yang menyembuhkan bagi pasien penderita penyakit paru dan pernapasan, pendekatan Arsitektur Hijau merupakan konsep pendekatan yang sangat sesuai bagi desain rumah sakit. Penulisan penelitian ini menunjukkan bagaimana konsep arsitektur hijau diterapkan pada desain makro, mikro, dan desain fisik rumah sakit. Akhirnya mencapai hasil perancangan yang memenuhi kebutuhan akan fungsi pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan dan penelitian Rumah Sakit Pendidikan Khusus Paru dan Pernapasan Universitas Halu Oleo.Kata kunci: perencanaan, rumah sakit pendidikan, penyakit paru dan pernapasan, arsitektur hijau
Copyrights © 2016