Gagal Ginjal Kronik (GGK) masih menjadi masalah besar di dunia. Menurut WHO pertumbuhan penderita GGK tahun 2013 meningkat 50% dari tahun sebelumnya. Setiap tahun 200.000 orang menjalani hemodialisis. Indonesia merupakan negara dengan tingkat penderita GGK yang cukup tinggi. Hasil survei Pernefri diperkirakan 12,5% dari populasi atau sebesar 25 juta penduduk Indonesia mengalami penurunan fungsi ginjal. Pemantauan cairan dan elektrolit serta tingkat kepatuhan terhadap pembatasan cairan dan elektrolit menentukan kualitas hidup pasien.Penelitian ini bertujuan menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien Tn. H dengan GGK dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit di Ruang Hemodialisa RSUD Labuang Baji Makassar, menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan ketidakseimbangan volume cairan intertisial dan intravaskuler ditandai dengan edema ekstremitas bawah, pitting edema positif 4, haus, pusing, gatal, lemas dan CRT > 3 detik, oliguri. Penerapan asuhan keperawatan dilakukan untuk memantau intake output dan pembatasan cairan, sehingga terjadi keseimbangan cairan. Simpulan penelitian menunjukkan bahwa pemantauan intake output dan pembatasan cairan pada pasien GGK yang menjalani HD efektif menurunkan derajat edema dan berat badan. Disarankan kepada perawat agar melibatkan pasien dan keluarga dalam memantau intake output cairan dan elektrolit selama 24 jam dan memberikan discharge planning untuk penatalaksanaan perawatan di rumah dalam mencegah overload cairan.Kata kunci : Askep, Cairan dan Elektrolit, Hemodialisa, Gagal Ginjal Kronis
Copyrights © 2018