Rahmawati - Said
Prodi Diploma III Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN. H DENGAN GGK DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT Said, Rahmawati -; Sahang, Sri Wahyuni
Media Keperawatan:Politeknik Kesehatan Makassar Vol 9, No 1 (2018): Media Keperawatan:Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.995 KB) | DOI: 10.32382/jmk.v9i1.68

Abstract

Gagal Ginjal Kronik (GGK) masih menjadi masalah besar di dunia. Menurut WHO pertumbuhan penderita GGK tahun 2013 meningkat 50% dari tahun sebelumnya. Setiap tahun 200.000 orang menjalani hemodialisis. Indonesia merupakan negara dengan tingkat penderita GGK yang cukup tinggi. Hasil survei Pernefri diperkirakan 12,5% dari populasi atau sebesar 25 juta penduduk Indonesia mengalami penurunan fungsi ginjal. Pemantauan cairan dan elektrolit serta tingkat kepatuhan terhadap pembatasan cairan dan elektrolit menentukan kualitas hidup pasien.Penelitian ini bertujuan menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien Tn. H dengan GGK dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit di Ruang Hemodialisa RSUD Labuang Baji Makassar, menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan ketidakseimbangan volume cairan intertisial dan intravaskuler ditandai dengan edema ekstremitas bawah, pitting edema positif 4, haus, pusing, gatal, lemas dan CRT > 3 detik, oliguri. Penerapan asuhan keperawatan dilakukan untuk memantau intake output dan pembatasan cairan, sehingga terjadi keseimbangan cairan. Simpulan penelitian menunjukkan bahwa pemantauan intake output dan pembatasan cairan pada pasien GGK yang menjalani HD efektif menurunkan derajat edema dan berat badan. Disarankan kepada perawat agar melibatkan pasien dan keluarga dalam memantau intake output cairan dan elektrolit selama 24 jam dan memberikan discharge planning untuk penatalaksanaan perawatan di rumah dalam mencegah overload cairan.Kata kunci : Askep, Cairan dan Elektrolit, Hemodialisa, Gagal Ginjal Kronis
PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY “D” DENGAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR Rahmawati - Rahmawati
Media Keperawatan:Politeknik Kesehatan Makassar Vol 11, No 2 (2020): Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/jmk.v11i2.1682

Abstract

 ABSTRACT According to WHO, 70% of total deaths in the world, 90-95% of cases are Type 2 Diabetes (T2D), most of which can be prevented by improving lifestyle. Type 2 Diabetes sufferers in Southeast Asia increased by 84%, namely 82 million people and it seems to have increased to 151 million people in 2045. The prevalence of T2D in Indonesia increased from 6.9% in 2013 to 8.5% in 2018, who are at risk of heart attack, stroke, blindness, kidney failure and death. This is due to lifestyle. Several studies have shown that T2D can prevent healthy eating patterns and dietary adjustments to maintain blood sugar levels. This study aims to describe nursing care in the patient Mrs. "D" with type 2 diabetes in meeting nutritional needs. The method used is descriptive method (case study). The study was conducted from 12-15 June 2019 at Labuang Baji General Hospital Makassar. Data were analyzed by using the nursing approach process. The results of the study obtained data that support impaired nutritional needs and blood glucose instability, hair loss, dry and dull, conjunctival anemic, there is a wound on the right leg that is difficult to heal, nails break easily, albumin, creatinine and hemoglobin decrease, polyphagy, polyuria, such as patients. weak and increased blood glucose and there is a wound on the right leg that is difficult to heal. The application of nursing care focuses on nutritional knowledge by involving family, nutritional management, health education on the nutritional status of low glycemic index and management of hypoglycemia and hyperglycemia. The results showed that the fulfillment of nutritional needs has improved, which based on diet and offering insulin can control GDS levels and increase albumin levels. Keywords: Diet, Nutrition, Nursing care, Type 2 Diabetes  ABSTRAK Menurut WHO, 70% dari total kematian di dunia, 90-95% kasus adalah Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) yang sebagian besar dapat dicegah dengan memperbaiki gaya hidup. Penderita DMT2 di Asia Tenggara meningkat 84%, yaitu 82 juta jiwa dan diperkirakan mengalami  peningkatan menjadi 151 juta jiwa pada tahun 2045. Prevalensi DMT2 di Indonesia  meningkat dari 6,9%  pada tahun 2013 menjadi 8,5% pada tahun 2018, yang beresiko terkena serangan jantung, strok, kebutaan, gagal ginjal dan kematian. Hal ini disebabkan oleh life style. Beberapa penelitian menunjukkan DMT2 dapat dicegah melalui diet sehat dan pengaturan pola makan untuk mempertahankan kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan  menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien Ny “D”  dengan DM Tipe 2 dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif (studi kasus). Penelitian dilakukan dari tanggal 12-15 Juni 2019 di RSUD Labuang Baji Makassar. Data dianalisis dengan pendekatan proses keperawatan. Hasil dari penelitian didapatkan data yang mendukung gangguan kebutuhan nutrisi dan ketidakstabilan glukosa darah seperti rambut rontok, kering dan kusam, konjuntiva anemis, terdapat luka pada kaki kanan yang sukar sembuh, kuku mudah patah, albumin, kreatinin, eritrosit dan haemoglobin menurun, poliphagi, poliuria, pasien lemah dan glukosa darah meningkat  serta terdapat luka pada kaki kanan yang sukar sembuh. Penerapan asuhan keperawatan berfokus pada pemantauan nutrisi dengan melibatkan keluarga, manajemen nutrisi, pendidikan kesehatan tentang status nutrisi indeks glikemik rendah serta manajemen hipoglikemia dan hiperglikemia. Hasil penelitian menunjukkan pemenuhan kebutuhan nutrisi mengalami perbaikan, dimana kepatuhan terhadap diet dan pemberian insulin dapat mengontrol kadar GDS dan meningkatkan kadar albumin.Kata kunci : Askep, Diabetes Melitus Tipe 2, Glukosa darah, Nutrisi, Pola makan
PENERAPAN SENAM KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN PROTEKSI (INTEGRITAS KULIT/JARINGAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAMAJANG Rahmawati Said
Media Keperawatan:Politeknik Kesehatan Makassar Vol 9, No 2 (2018): Media Keperawatan:Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.53 KB) | DOI: 10.32382/jmk.v9i2.1056

Abstract

ABSTRACTAccording to WHO (2017), the prevalence of diabetes increased from 108 million in 1980 to 422 million in 2014. In 2015, 1.6 million deaths from diabetes and will be the seventh cause of death in 2030. Indonesia ranked 7th in world of 10 million people. As many as 20% of DM are caused by hereditary factors and 90% -95% of Diabetes Mellitus Type 2 (DMT2). The main cause of disease is obesity due to lifestyle changes that can trigger a decrease in insulin sensitivity, resulting in hyperglycemia. Hyperglycemia causes damage to various body systems, especially nerves and blood vessels. This disease requires care and management for life. Foot gymnastics is one of the nursing actions that can lower blood glucose and increase foot sensitivity. This study aims to describe nursing care with the application of foot gymnastics in patients with type 2 diabetes mellitus in increasing foot sensitivity and lowering blood glucose. This study used a descriptive method with a case study approach in DMT2 patients from 18-25 July 2018. The instruments used were interview guides, checklist sheets and patient documentation records. Data were analyzed based on the results of interviews, measurements of blood glucose at the time and sensitivity of the feet before and after foot exercises. The results showed a decrease in blood sugar when as many as 75% of respondents after leg exercises in the third exercise with a frequency of 3 times exercise a week. As many as 25% of respondents did not experience improvement due to not being able to control the diet. This has an effect on the increase in foot sensitivity in the respondents. Factors that support a decrease in blood glucose while and increased sensitivity of the patient's feet are controlling diet, activity or exercise, stress and rest. The conclusions of the study showed that people with T2DM who performed foot exercises 3 times a week experienced a decrease in blood glucose while which would affect the increase in foot sensitivityKeywords: Nursing care, DMT2, foot exercises, skin/tissue integrity, safety and protection needs ABSTRAK Menurut WHO (2017), prevalensi penderita diabetes meningkat dari 108 juta pada tahun 1980 menjadi 422 juta pada tahun 2014. Pada tahun 2015, 1,6 juta kematian disebabkan oleh diabetes dan akan menjadi penyebab kematian ketujuh di tahun 2030. Indonesia menempati peringkat ke-7 di dunia sebesar 10 juta jiwa. Sebanyak 20% DM disebabkan faktor keturunan dan Kurang lebih 90%-95% DM  Tipe 2 (DMT2). Penyebab utama penyakit adalah perubahan gaya hidup yang dapat memicu obesitas. Obesitas menyebabkan penurunan sensitivitas  insulin, sehingga terjadi hiperglikemia. Hiperglikemi dapat menyebabkan kerusakan berbagai sistem tubuh terutama syaraf dan pembuluh darah. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan dan membutuhkan pengelolaan seumur hidup dalam mengontrol kadar gula darah, agar dapat meningkatkan kualitas hidup. Senam kaki merupakan salah satu tindakan keperawatan yang dapat menurunkan glukosa darah dan sensitivitas kaki. Penelitian ini bertujuan menggambarkan penerapan senam kaki pada pasien diabetes mellitus tipe 2 dalam pemenuhan kebutuhan keamanan dan proteksi (integritas kulit/jaringan) di Wilayah Kerja Puskesmas Mamajang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus pada pasien yang mengalami diabetes mellitus tipe 2 dari tanggal 18-25 Juli 2018. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara, lembar ceklist dan catatan dokumentasi pasien. Data dianalisis berdasarkan hasil wawancara, pengukuran glukosa darah sewaktu dan sensitivitas kaki sebelum dan sesudah latihan senam kaki. Hasil penelitian menunjukkan penurunan gula darah sewaktu sebanyak 75% responden sesudah latihan senam kaki pada latihan ketiga dengan frekuensi latihan 3 kali seminggu. Sebanyak 25% responden tidak  mengalami perbaikan akibat tidak mampu mengontrol diet. Hal ini berpengaruh pada peningkatan sensitivitas kaki pada responden. Faktor yang mendukung penurunan glukosa darah sewaktu dan peningkatan sensitivitas kaki pasien adalah pengontrolan diet, aktivitas atau olah raga, stress dan istirahat.  Simpulan penelitian menunjukkan bahwa penderita DMT2 yang melakukan senam kaki 3 kali seminggu mengalami penurunan glukosa darah sewaktu yang akan mempengaruhi peningkatan sensitivitas kakiKata kunci : Asuhan keperawatan, DMT2, integritas kulit/jaringan, kebutuhan keamanan dan proteksi, senam kaki
PENERAPAN LATIHAN RANGE Of MOTION (ROM) PADA PASIEN DENGAN GAGAL GINJAL KRONIK DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS Rahmawati - Said; Fitria - Hasanuddin; Nia Angraini Mokodompit
Media Keperawatan:Politeknik Kesehatan Makassar Vol 10, No 2 (2019): Media Keperawatan : Poltekkes Kemenkes Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/jmk.v10i2.1299

Abstract

Chronic kidney failure (CKD) or Chronic Kidney Diseases (CKD) is a problem that occurs in the decline in kidney function because the kidneys become a vital organ in maintaining a healthy body. Decreased kidney function causes the kidneys can not maintain the balance of metabolism, fluid and electrolytes which can lead to uremia. This study aims to see the extent of the application of ROM exercises in Chronic Kidney Failure Patients in Meeting the Needs of Activities. This research is using descriptive case design with a case study approach. The results of this study are intradialysis ROM exercises in patients undergoing hemodialysis therapy can influence the level of fatigue (fatigue). This began to be seen in the treatment of the third to the sixth has changed and the value of fatigue has increased. Which means that the higher the value of fatigue, the better the quality of life of patients with chronic renal failure. But this exercise must be done continuously. Conclusion: Intradilysis ROM exercises in hemodialysis patients can affect the level of fatigue (fatigue).Keywords: Fatigue, ROM Exercise, CKD