Air asam tambang (AAT) merupakan air dengan kandungan pH rendah (<4) dan logam terlarut dalam air limpasan. AAT terbentuk dari bertemunya tiga komponen, yaitu batuan yang mengandung sulfat, air dan udara. Batuan yang mengandung asam (potential acid forming) yang terkupas selama kegiatan penambangan dapat membentuk AAT setelah bertemu udara dan air yang berasal dari paparan air hujan langsung, air limpasan dan rembesan air tanah. Air limpasan yang tercemar tersebut mempunyai pH sekitar 2 – 4 dengan kandungan logam berat berupa Al, Fe, Mn, Cu dan Zn. Metoda dalam pengelolaan AAT terdiri dari sistem aktif dan sistem pasif. Paper ini membahas mengenai pengelolaan AAT dengan menggunakan sistem pasif wetland. Cakupan yang dibahas menyajikan beberapa hal terkait wetland diantaranya: ukuran wetland dan desain wetland yang tepat termasuk keasaman air yang keluar dari tambang (pH), kondisi reaksi oksidasi, laju aliran air serta waktu yang diperlukan dalam proses wetland serta luasan area yang tersedia untuk konstruksi wetland. Manfaat yang dihasilkan dari studi ini dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya dalam rangka program pascatambang tembaga dan emas.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2018