Terdapat beberapa permasalahan yang ditemukan terkait dengan produksi slondok yang dihasilkan di Desa Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Permasalah tersebut antara lain belum penggunaan alat produksi yang masih sederhan, belum ada inovasi dan deversifikasi produk, nilai gizi yang masih relatif rendah, belum ada ijin P-IRT, pengemasan yang masih sederhana, pemasaran yang masih konvensional dan pengelolaan keuangan yang masih belum tertata dengan baik. Dengan demikian, tim pengusung menawarkan solusi alternatif untuk mengatasi permasalah tersebut dengan melakukan pemberdayaan kepada masyarakat melalui kegiatan pelatihan dan pembinaan pembuatan inovasi slondok nutriherba di Desa Harjobinangun. Program pemberdayaan ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dengan mengoptimalkan usaha rumah tangga yang berakar pada kearifan lokal dan budaya turun temurun. Kelompok sasaran adalah di Ibu-Ibu PKK Dusun Blembeng Lor dan  Kelompok Wanita Tani (KWT) Dusun Klarangan, Desa Harjobinangun. Metode yang diterapkan adalah pelatihan dan pendampingan, gelar dan launching produk serta evaluasi pelaksanaan dan keberlanjutan program. Hasil program pemberdayaan cukup bagus dilihat dari hasil evaluasi proses pelaksanaan berdasarakan tingkat pemahaman warga tentang proses pembuatan slondok. Terdapat peningkatan pengetahuan warga setelah diberikan pelatihan slondok sebesar 96,55% setelah mengikuti kegiatan pelatihan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa warga dapat memahami dengan baik materi yang disampaikan dalam pelatihan. Selain itu, slondok hasil produksi warga binaanpun diterima dengan baik oleh pasar, yang dibuktikan dengan keuntungan yang diperoleh warga dari hasil penjualan saat dilakukan gelar dan launching produk. Warga sangat antusias mengikuti setiap rangkaiaan kegiatan pemberdayaan ini. Kata kunci: inovasi produk, pelatihan, pemberdayaan masyarakat, pendampingan, slondok nutriherba
Copyrights © 2019