Hiperurisemia merupakan keadaan asam urat yang meningkat dalam serum. Beberapa penelitian melaporkan hiperurisemia menyebabkankerusakan sel beta pankreas dengan mekanisme apoptosis melalui jalur NF-kB serta berhubungan dengan komplikasi mikrovaskular danmakrovaskular pada pasien diabetes. Perbedaan status glikemia (glukosa darah puasa/GDP dan glukosa darah 2 jam post-prandial/GD2PPdan HbA1c) pada pasien dengan dan tanpa hiperurisemia belum banyak diketahui. Tujuan penelitian untuk membuktikan perbedaan statusglikemia pada pasien dengan dan tanpa hiperurisemia. Penelitian retrospektif, 110 pasien yang dibagi menjadi kelompok hiperurisemia dantanpa hiperurisemia. Glukosa darah puasa dan 2 jam PP diperiksa menggunakan metode heksokinase, asam urat dengan metode urikase,HbA1c dengan metode elektroforesis kapiler. Data diuji normalitas data dan perbedaan antara variabel, dianalisis dengan uji Mann-Whitney.Subjek 58 laki-laki dan 52 perempuan, nilai rerata umur pasien 56,36 ± 8,7 tahun. Pasien laki-laki, terdapat perbedaan bermakna statusglikemia (GDP, GD2PP, HbA1c) terhadap kelompok hiperurisemia dan tanpa hiperurisemia, p< 0,05. Pasien perempuan, terdapat perbedaanbermakna status glikemia (GDP dan GD2PP), p< 0,05 serta HbA1c tidak terdapat perbedaan bermakna pada pasien hiperurisemia dan tanpahiperurisemia dengan p=0,084. Terdapat perbedaan bermakna pada status glikemia pasien laki-laki dan perempuan terhadap kelompokhiperurisemia dan tanpa hiperurisemia, kecuali HbA1C pada perempuan. Dibutuhkan penilaian terhadap diet pasien yang dapat mempengaruhikadar asam urat.
Copyrights © 2017