Beberapa tulisan tentang bajingan atau blater selama ini mengulas tentang kemampuannya dalam mengelola kekuasaan sehingga menempati strata atas di masyarakat dan salah satu penentu utama dalam politik lokal. Tulisan ini berisi tentang dakwah kiai kepada kalangan bajingan dan membedah komitmen dakwah bekas bajingan, terutama dalam membangun peradaban dalam perspektif psikologi sosial. Tujuan penelitian ini ialah mengungkap dan mendeskripsikan komitmen bekas bajingan dalam membangun peradaban di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif tipe etnografi-hermeneutik. Data berasal dari dokumen dan fieldnotes. Langkah-langkah analisis data: data reduction, data display, dan conclusion drawing. Hasil penelitian: para anggota Pelopor tersebut pertama, memiliki komitmen moral, yaitu perasaan berkewajiban menjadi anggota Pelopor karena panggilan keagamaan dan sosial. Kedua, memiliki komitmen personal yaitu daya tarik untuk menjadi anggota Pelopor. Karena menjadi anggota Pelopor dianggap memberikan manfaat (barokah), sesuai dengan harapan dan kepentingannya serta mereka diberi garansi sehidup-semati. Ketiga, komitmen karena “investasi”, yaitu karena wadah Pelopor memiliki keterliban emosional dengan mereka. Mereka masuk menjadi anggota Pelopor karena bapak-kakeknya juga anggota Pelopor.
Copyrights © 2018