Ikan pelangi Iriatherina werneri diperdagangkan sebagai ikan hias, karena memiliki warna dan bentuk sirip yang indah terutama untuk individu jantan. Perkembangan budidaya ikan pelangi terkendala oleh kurangnya informasi biologi terkait perkembangan embrio (embriogenesis), perkembangan larva, viabilitas reproduksi dan sejarah kehidupannya. Tujuan dari penelitian untuk mengkaji embriogenesis, perkembangan larva dan viabilitas reproduksi pada ikan pelangi I. werneri sebagai informasi dasar untuk menunjang kegiatan budidaya dan konservasi. Pengamatan embriogenesis menggunakan 100 butir embrio yang dimasukkan pada empat buah wadah inkubasi berukuran (19,5 × 13,5 × 8,5) cm3. Pengamatan viabilitas reproduksi dan pertumbuhan menggunakan 200 butir embrio yang dimasukkan pada lima buah wadah berukuran (19,5 × 19,5 × 19,5) cm3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa embrio ikan pelangi berkembang mulai dari fase pembelahan sel, morula, blastula, gastrula, organogenesis dan menetas menjadi larva pada saat 124 jam 5 menit setelah pembuahan. Telur mulai menetas pada hari keempat (15,11%) dan berakhir pada hari keenam (23,35%) dengan puncak penetasan terjadi pada hari kelima (61,54%) setelah pembuahan. Ikan telah menjadi juvenil pada umur 35 hari setelah menetas dengan panjang total >12 mm. Viabilitas reproduksi I. werneri pada penelitian ini yaitu tingkat penetasan sebesar 62,04%; tingkat kelangsungan hidup sampai umur 50 hari setelah menetas sebesar 62,72% dan ikan jantan secara alami sebanyak 20%.
Copyrights © 2017