Prosiding Magister Ilmu Komunikasi
Buku A- Komunikasi Publik Dan Dinamika Masyarakat Lokal

PRIMORDIALISME SEMU VERSUS GERAKAN ANTIKORUPSI - (Studi Kritis Pemberitaan Tangkap Tangan Irman Gusman di Media Daring Sumatera Barat dan Nasional)

Gautama, Mohammad Isa (Unknown)



Article Info

Publish Date
06 Jun 2017

Abstract

Korupsi merupakan endemik paling berbahaya saat ini di Indonesia, dampak negatifnya tidak saja merambah sisi ekonomi, namun juga mendegradasi nilai-nilai dan standar moral di tengah masyarakat. Berbagai barometer baik di tingkat nasional maupun internasional, masih menempatkan Indonesia sebagai negara korup. Korupsi dilakukan di berbagai level, mulai dari level terendah hingga para pejabat publik, bahkan pejabat tinggi negara. Baru-baru ini korupsi juga dilakukan oleh Ketua Dewan Perwakilan Daerah, Irman Gusman. Media massa memberitakannya secara gencar, tak terkecuali media lokal dan nasional. Penelitian ini menganalisis pemberitaan tindak korupsi yang dilakukan Irman Gusman sebagai tokoh elit politik yang dimuat di media daring lokal dan nasional. Peneliti menggunakan Analisis Wacana Kritis (CDA) melalui pendekatan Analisis Framing versi Robert N. Entman. Data yang dikumpulkan bersumber dari pemberitaan dua media daring nasional (kompas.com dan detik.com), serta dua media daring lokal di Sumatera Barat (covesia.com, gosumbar.com, dan klikpositif.com). Pertanyaan utama studi adalah: Bagaimana proses seleksi berita serta penonjolan pada aspek tertentu tergambar dalam pemberitaan di masing-masing media sekaitan dengan pembentukan opini masyarakat? Kedua, posisi apa yang dipilih oleh media bersangkutan dalam hal pemberitaan kasus Irman Gusman sekaitan agenda pemberantasan korupsi di Indonesia dewasa ini? Temuan utama penelitian adalah terdapat bias primordialisme semu yang bersumber dari pemahaman subjektif dalam pemberitaan media daring lokal. Sebaliknya, media nasional secara implisit cukup konsisten memprioritaskan agenda kampanye antikorupsi secara proporsional dalam pemberitaannya. Hal ini memperkuat konsep dasar analisis wacana bahwa media ternyata tidaklah benar-benar netral dalam memberitakan apa pun, lebih-lebih yang menyangkut kepentingan sosial-politik dan budaya. Kata Kunci: korupsi, pemberitaan, analisis framing, primordialisme.

Copyrights © 0000