Ketuban pecah dini didefinisikan sebagai pecah ketuban sebelum permulaan persalinan, tanpa memperhatikan usia gestasi Ketuban pecah dini dapat disebabkan oleh paritas dan letak janin. Paritas ibu multipara dan grandemultipara lebih beresiko untuk terjadi KPD dibanding ibu primipara. Sedangkan pada letak janin tidak normal lebih beresiko terjadi KPD dibanding latak janin normal. Kejadian KPD di RS.UTS dari tahun 2012-2014 rata-rata adalah 19,78% dan lebih dari angka insiden KPD. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara paritas ibu bersalin dan letak janin dengan kejadian KPD di RS UTS Tahun 2015. Metode : Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel secara systematic random sampling dengan sampel 110 orang. Pengambilan data secara sekunder dari register persalinan di RS UTS. Hasil penelitian dibuat tabel frekuensi, tabulasi silang dan dianalisa dengan uji Chi-Square dengan ketentuan c2tabel 3,84 (a = 0,05). Hasil: Dari hasil penelitian menunjukkan ibu bersalin yang mengalami KPD mayoritas adalah pada multipara (52,38%) serta pada letak janin tidak normal (80,77%). Berdasarkan hasil uji Chi-Square pada paritas didapatkan c2hitung > c2tabel, 6,67 > 3,84 dan letak janin didapatkan 21,24 > 3,84 sehingga H0 ditolak.. Diskusi: Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara paritas ibu bersalin dan letak janin dengan kejadian KPD. Oleh karena itu untuk menurunkan angka insiden KPD, bidan hendaknya melakukan deteksi dini terhadap kehamilan dan penyuluhan selama kehamilan pada pasangan suami istri mengenai paritas yang aman untuk menjalani kehamilan dan persalinan serta diharapkan mampu memberikan tindakan terhadap masalah yang dialami ibu sesuai dengan kewenangannya terutama dalam kejadian KPD.
Copyrights © 2017