Badan Pusat Statistik (2008) menyatakan hanya sekitar 13% usaha skala kecil yang mampu mengakses pembiayaan dari perbankan, dan usaha perikanan skala kecil termasuk gillnet merupakan yang paling rendah. Hal ini karena pengelolaan usaha yang belum baik terutama dari aspek kelayakan finansial dan pengalokasian faktor produksi yang dibutuhkandalam operasi penangkapan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sensitivitas kelayakan usaha dan faktor produksi signifikan dalam operasi perikanan gillnet. Hasil analisis menunjukkan usaha perikanan gillnet di Kota Tegal mempunyai Nilai NPV, Net B/C, IRR, dan ROI berturut-turut Rp 1.993.457.657, 72, 1,09, 75,64%, dan 51,74, sehingga layakdikembangkan dan mendapatkan dukungan pembiayaan. Usaha perikanan gillnet sensitif terhadap penurunan penerimaan (Rp 3.845.549.000 per tahun) hingga 6,9%, peningkatan semua kebutuhan operasional (Rp 2.991.750.000 per tahun) hingga 21,7%, dan peningkatan kebutuhan solar (Rp 1.323.000.000 per tahun) hingga 49,1%. Ukuran jaring, lama trip, stock BBM, stock es, anak buah kapal (ABK), stock air tawar, dan perbekalan signifikan (sig < 0,05) mempengaruhi produksi ikan pada perikanan gillnet di Kota Tegal. Ada kecenderungan produksi ikan meningkat dengan bertambahnya panjang gillnet, stock BBM, stock es, danjumlah ABK yang ikut serta, sedangkan penambahan trip operasi, stock air tawar dan perbekalan tidak menyebabkan peningkatan.Kata kunci: faktor produksi, kelayakan, sensitivitas, dan signifikan
Copyrights © 2012