Harmonia: Journal of Research and Education
Vol 6, No 2 (2005)

MAKNA SIMBOLIS KOMPOSISI BEDAYA LEMAH PUTIH (BEDAYA LEMAH PUTIH COMPOSITION SYMBOLIC MEANING)

Bisri, Moh. Hasan (Unknown)



Article Info

Publish Date
04 Jul 2011

Abstract

Keberadaan tari Bedaya di lingkungan kraton memiliki beberapa fungsi penting   yang terkait dengan upacara kebesaran raja, upacara penobatan raja, dan upacara resmi kerajaan. Tari Bedaya menjadi simbol-simbol status bagi raja dan  merupakan pelengkap jabatan raja, dengan demikian wajar bila tari Bedaya mendapat dukungan sepenuhnya dari raja. Bedaya adalah suatu bentuk tari kelompok, yang dilakukan oleh sembilan penari putri dengan tatarias dan busana yang sama. Masing-masing penari membawakan peran dan nama yang berbeda, yaitu: Batak, Gulu, Dhadha, Endhel Weton, Endhel Ajeg, Apit Meneng, Apit Wingking, Apit Ngajeng, dan Boncit. Tari Bedaya mempunyai konvensi tertentu, dalam hal isi maupun wujud tarinya, yang meliputi susunan tari, pola gerak, pola ruang, pola lantai, iringan, dan tatarias busana. Di sisi lain tari Bedaya mengalami perkembangan hingga keluar kraton, dan juga tentunya konvensi-konvensi pada    tari Bedoyo mengalami perubahan pula antara Bedaya di luar kraton dengan Bedaya kraton. Hingga banyak bermunculan karya-karya baru tari Bedaya bahkan lepas dengan konvensi Bedaya Kraton.   Kata Kunci: Simbol, Bedaya, Lemah Putih, Semiotik

Copyrights © 2005






Journal Info

Abbrev

harmonia

Publisher

Subject

Arts Education

Description

Harmonia: Journal of Arts Research and Education is published by Departement of Drama, Dance, and Music, Faculty of Language and Arts, Universitas Negeri Semarang in cooperation with Asosiasi Profesi Pendidik Sendratasik Indonesia (AP2SENI)/The Association of Profession for Indonesian Sendratasik ...