Lokasi ini menjadi sasaran penelitian karena lembaga ini adalah lembaga Tahfizh tertua dan representatif di Indonesia bagian timur. Bahkan lembaga inilah yang menjadi induk dan terbanyak mencetak alumni Tahfizh Al-Qur’an Lafzhan sehingga lembaga ini dianggap sebagai simbol berkah. Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah trilogi manajemen pembinaan santri Tahfizh Al-Qur’an Lafzhan. Kegunaan penelitian ini adalah dapat menjadi bahan masukan bagi pemerintah dalam pembinaan santri Al-Qur’an Lafzhan dan menjadi barang berharga bagi masyarakat umum yang terjebak dalam runtinitas kehidupan dan lupa tanggungjawabnya terhadap pembinaan Pendidikan Tahfizh Al-Qur’an Lafzhan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini: (1) memakai pendekatan kualitatif-deskriptif; (2) menggunakan purposive sampling. Adapun unit analisis penelitian ini adalah trilogi pelakasanaan manajemen pembinaan santri Tahfizh Al-Qur’an Lafzhan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jejak langkah trilogi manajemen pembinaan santri Tahfizh Al-Qur’an Lafzhan di lembaga ini agak unik. Dari kajian ini ditemukan beberapa poin yang menarik: (1) kegiatan tumbuh dalam kultur yang diwarisi oleh pengawal teks Al-Qur’an yakni tradisi proses belajar talaqqy; (2) tradisi daras 40 kali minimal yang bertujuan mengamati letak waqaf dalam ayat dan tulisan-tulisannya dalam mushhaf. Untuk kesempurnaan pembinaan santri Tahfizh Al-Qur’an Lafzhan maka peneliti mengharap kepada: (1) pemerintah khususnya Kementerian Agama untuk membuat kebijakan tentang pembinaan santri Tahfizh Al-Qur’an Lafzhan yang representatif; (2) pengusaha besar khususnya turut berpartisipasi dalam pengembangan fisik materil lembaga Tahfizh Al-Qur’an Lafzhan.
Copyrights © 2019