Kebudayaan Indonesia mempunyai akar yang kuat pada kebudayaan masyarakat kepulauan. Kebudayaan atau pandangan filsafat masyarakat kepulauan ini, namun demikian tidak banyak diungkap di dalam penelitian-penelitian filsafat maupun budaya. Penulisan ini oleh karenanya ingin menggali dan menjelaskan nilai-nilai filosofis yang membentuk konsep diri masyarakat kepulauan. Epistemologi digunakan sebagai objek formal penulisan, sementara yang menjadi objek material adalah pandangan dan cara hidup masyarakat kepulauan.   Tulisan ini menyimpulkan bahwa bagi masyarakat kepulauan, kepulauan tidak sekedar bermakna lokus teritorial, tetapi lokus kultural dan lokus personal, karena  memiliki konsep diri dan dan arti sebagai ruang eksistensi. Setiap komunitas kepulauan selalu mengidentifikasi dan mengkonsepsikan diri dalam sebuah konsep kosmologis dan sosio-kultural.  Masing-masing komunitas  mempunyai  local knowledge, local value, serta local institution yang dibentuk dengan rasio alaminya yang asli. Rasio alami itu, bertumbuh dari taraf kesadaran kosmik, ke taraf kesadaran magis (religius), dan akhirnya taraf kesadaran sosial. Perlu adanya kemauan dan kebijakan, untuk membangun ketahanan dan kemajuan eksistensi bangsa melalui pembangunan berbasis masyarakat kepulauan secara nyata serta berkesinambungan. Pembangunan masyarakat kepulauan, harus menjadi salah satu ciri pembangunan nasional yang penting di Indonesia.Kata kunci: konsep diri, masyarakat kepulauan, kebudayaan kepulauan, sosialitas masyarakat kepulauan, komunitas masyarakat kepulauan, Bhinneka Tunggal Ika.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2012