Pemasaran kopi merupakan mata rantai kegiatan yang panjang di jutaan petani dan perkebunan-perkebunan kopi di desa-desa sampai ke pabrik-pabrik kopi dan perusahaan eksportir. Dengan adanya lembaga-lembaga tersebut sering sekali menimbulkan kecilnya persentase harga yang diterima oleh petani dari harga yang dibayarkan oleh konsumen maupun eksportir. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis saluran pemasaran produk kopi di daerah penelitian, untuk menganalisis tingkat efisiensi pemasaran kopi di daerah penelitian, untuk menganalisis nilai tambah pada pengolahan kopi di daerah penelitian, dan untuk mengetahui besar penerimaan petani kopi pada setiap penjualan. Metode analisis yang digunakan adalah metode tataniaga untuk menganalisis pola pemasaran dan nilai tambah, metode Hayami untuk menganalisis nilai tambah dan metode usahatani untuk menganalisis penerimaan petani. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat dua saluran pemasaran kopi di Kecamatan Parbuluan. Nilai marjin pemasaran pada saluran I sebesar Rp 43.000,-/kg dan nilai marjin pemasaran pada saluaran II sebesar Rp 44.000,-/kg. Perhitungan efisiensi pemasaran menunjukkan bahwa saluran pemasaran kopi di Kecamatan Parbuluan yang paling efisien adalah saluran I dan kemudian saluran II. Perhitungan nilai tambah dari berbagai elemen menunjukan bahwa proses produksi pengolahan kopi Hs menjadi kopi Ose, telah menghasilkan nilai tambah sebesar Rp. 8.000/kg dengan rasio nilai tambah sebesar 22,85 % dari nilai produk, menunjukkan bahwa nilai tambah pada kopi arabika di Kecamatan parbuluan tergolong pada rasio nilai tambah sedang. Rata rata produksi kopi di Kecamatan Perbuluan sebesar 1020,25kg/Ha/Tahun, dengan rata rata harga kopi sebesar Rp26.989.58, Rata – rata penerimaan petani kopi sebesar Rp45,372,126.65/Tahun. Sehingga dalam sekali panen rata rata penerimaan petani sebesar Rp2,062,369.39/Ha. Kata kunci : Kopi, Saluran Pemasaran, Efisiensi Pemasaran, Nilai Tambah dan Penerimaan.
Copyrights © 2018