AbstrakTeks cerita rakyat yang disajikan untuk peserta didik khususnya dalam buku paket Bahasa Indonesia SMA/ Sederajat kelas X masih tidak sesuai dengan tingkat keterbacaan yang semestinya. Teks cerita rakyat tersebut seharusnya dianalisis dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk: 1) Mengetahui kesesuaian tingkat keterbacaan pada cerita rakyat, “Asal Muasal Situ Sanghyang dan Si Buncireung”. 2) Memberikan alternatif bahan ajar cerita rakyat, “Asal Muasal Situ Sanghyang dan Si Buncireung” yang sesuai dengan tingkat keterbacaan. Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode studi pustaka dengan menggunakan grafik Fry dan Raygor sebagai media perhitungan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari hasil penelitian ini yaitu: 1) Keterbacaan teksnya dengan menggunakan grafik fry yaitu rata-rata jumlah kalimat per 100 kata adalah 5,7 dan rata-rata jumlah suku kata per 100 kata adalah 152. Sedangkan dalam grafik raygor teks cerita rakyat tersebut memiliki kata sukar sebanyak 32 per 100 kata dan jumlah kalimatnya yaitu 5,7. 2) Teks cerita rakyat Asal Muasal Situ Sanghyang dan Si Buncireung” sangat cocok untuk diberikan kepada siswa kelas X.Kata Kunci: Cerita Rakyat, Analisis Keterbacaan, Alternatif Bahan AjarAbstractTexts of folklore presented to students, especially in Bahasa Indonesia SMA/ Sederajat kelas X, are still not in accordance with the level of readability that is appropriate. The folklore text should be analyzed before giving it to students. The purpose of this study is to: 1) Know the suitability of the level of readability in folklore "The Origin of Situ Sanghyang and Si Buncireung". 2) Provide alternative folklore teaching materials "The Origin of Situ Sanghyang and Si Buncireung" which are in accordance with the level of readability. The research method that the researcher uses is a literature study method using Fry and Raygor graphics as a calculation medium. Data collection techniques used are observation, interview and documentation techniques. From the results of this study, namely: 1) The readability of the text by using fry graphs is the average number of sentences per 100 words is 5.7 and the average number of syllables per 100 words is 15. Whereas in raygor graphics the folklore text has the word difficult as much as 32 per 100 words and the number of sentences is 5.7. 2) The folklore text of the Origin of Situ Sanghyang and Si Buncireung "is very suitable to be given to class X students.Keywords: Folklore, Readability Analysis, Alternative Teaching Materials
Copyrights © 2019