cover
Contact Name
Ai Siti Nurjamilah
Contact Email
aisitinurjamilah@unsil.ac.id
Phone
+6285223939772
Journal Mail Official
aisitinurjamilah@unsil.ac.id
Editorial Address
Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP, Universitas Siliwangi Jalan Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya 46115
Location
Kota tasikmalaya,
Jawa barat
INDONESIA
METABASA
Published by Universitas Siliwangi
ISSN : -     EISSN : 27146278     DOI : -
Jurnal ini merupakan jurnal yang mengkaji masalah ilmu-ilmu pendidikan bahasa dan sastra Indonesia yang meliputi: Bidang Pendidikan Bahasa Indonesia Bidang Pendidikan Sastra Indonesia Bidang Kebahasaan Indonesia Bidang Kesastraan Indonesia
Articles 38 Documents
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI PADA PERKULIAHAN PEMBELAJARAN BERBICARA Heryanto Gunawan
Metabasa: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajaran Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : METABASA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.275 KB)

Abstract

AbstrakKonsep pendidikan abad XXI pada dasarnya menekankan pada empat aspek yakni Knowledge Work, Thinking Tools, Learning Research, dan Digital Lifestyle. Keempat aspek itulah yang nantinya melahirkan prinsip-prinsip pembelajaran, menyediakan alat-alat belajar, dan menciptakan lingkungan belajar yang harus dipersiapkan dunia pendidikan saat ini. Cita-cita konsep pendidikan abad XXI secara tersirat menekankan pada aspek interaksi sosial yang pada dasarnya menggunakan bahasa sebagai media utamanya, yang kemudian disesuaikan dengan perkembangan teknologi. Diperlukan sebuah cara untuk meningkatkan kompetensi atau kemampuan berbicara akademik mahasiswa calon guru bahasa dan sastra Indonesia. Terkait dengan cara tersebut, penulis menggunakan model pembelajaran multiliterasi sebagai cara untuk  meningkatkan kompetensi atau kemampuan berbicara akademik sekaligus meningkatkan kemampuan penguasaan bahan ajar berbicara pada mahasiswa. Hasil penelitian menunjukan adanya perbaikan dan peningkatan kemampuan berpresentasi ditandai dengan nilai yang diperoleh mahasiswa. Pada saat observasi awal nilai terendah mahasiswa berada pada angka 40 dan tertinggi di angka 69. Nilai tersebut mengalami peningkatan pada saat observasi akhir, dengan nilai terendah pada angka 75 dan tertinggi pada grafik di angka 87. Begitupula dengan kemampuan menguasai bahan ajar berbicara. Pada saat observasi awal nilai terendah mahasiswa berada pada angka 50 dan tertinggi di angka 67. Nilai tersebut mengalami peningkatan pada saat observasi akhir, dengan perolehan angka 71 untuk nilai terendah dan 92 untuk angka tertinggi.
POLA PENGEMBANGAN LITERASI BAHASA PADA ANAK STUDI KASUS DI PAUD WADAS KELIR Umi Khomsiyatun
Metabasa: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajaran Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : METABASA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.895 KB)

Abstract

AbstrakSalah satu kecakapan yang harus dimiliki oleh anak di abad 21 adalah literasi. Ada enam kemampuan literasi yang harus dimiliki yaitu literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi finansial, literasi sains, literasi digital, dan literasi budaya dan kewargaan. Keenam literasi tersebut perlu diperkenalkan dan dikembangkan kepada anak sebagai dasar yang harus dimiliki di abad 21. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola-pola pengembangan literasi pada anak yang dilakukan di PAUD Wadas Kelir. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus (case study). Pengumpulan data diperoleh dengan cara mengobservasi, wawancara, dan mengidentifikasi pengembangan kegiatan literasi yang dilaksanakan di PAUD Wadas Kelir. Data yang diperoleh selanjutnya akan dianalisis dan dikonseeptualisasikan pola-pola pengembangan literasi yang dilakukan di PAUD Wadas Kelir. Hasil penelitian dalam artikel ini diperoleh temuan pola pengembangan literasi pada anak di PAUD Wadas Kelir berupa: 1) Pola pengembangan literasi pra pembelajaran, 2) Pola pengembangan literasi saat pembelajaran, dan 3) Pola pengembangan literasi pasca pembelajaran.Kata Kunci: literasi, anak, pola pengembangan. AbstractOne of the skills that must be possessed by children in the 21st century is literacy. There are six literacy abilities that must be possessed, namely literacy literacy, numeracy literacy, financial literacy, scientific literacy, digital literacy, and cultural and citizenship literacy. The sixth literacy needs to be introduced and developed to children as a foundation that must be had in the 21st century. This study aims to describe the patterns of literacy development in children carried out in PAUD Wadas Kelir. The method used is descriptive qualitative case study approach. Data collection was obtained by observing, interviewing, and identifying the development of literacy activities carried out in PAUD Wadas Kelir. The data obtained will then be analyzed and conceptualized the patterns of literacy development carried out in PAUD Wadas Kelir. The research results in this article found the patterns of literacy development in children in PAUD Wadas Kelir in the form of: 1) Pre-learning literacy development patterns, 2) Literacy development patterns during learning, and 3) Post-learning literacy development patterns.Keywords: Literacy, children, development patterns.
DRAMA “LELAKON RADEN BEI SURIO RETNO” KARYA F. WIGGERS DALAM PERSPEKTIF PENDEKATAN STRUKTURAL DAN PENDEKATAN SOSIOLOGIS Iis Lisnawati; Titin Setiartin Ruslan; Ai Siti Nurjamilah
Metabasa: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajaran Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : METABASA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.874 KB)

Abstract

AbstrakDrama merupakan salah satu bentuk karya sastra yang memiliki manfaat bagi pembaca atau penontonnya. Kebermanfaatan drama bagi pembaca atau penonton sangat bergantung pada keterpahaman mereka terhadap unsur-unsur drama. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan unsur drama (alur, tokoh, watak tokoh, penokohan, latar, tema, dan dialog) serta hubungan antarunsur drama berdasarkan pendekatan struktural dan mendeskripsikan hubungan dengan kehidupan masyarakat  berdasarkan pendekatan sosiologis sehingga bisa mendeskripsikan pula jenis dan kedudukan drama dalam periodisasi sastra Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik  analisis wacana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alur drama adalah alur maju. Tokoh yang terdapat  dalam drama meliputi tokoh protagonis, tokoh antagonis, tokoh tritagonis, dan tokoh pembantu dengan watak tokoh yang sangat variatif. Penokohan yang digunakan adalah cara analitik dan dramatik. Latar yang terdapat dalam drama adalah latar tempat dan latar waktu. Tema drama adalah bahwa “hidup harus selalu baik dan benar” yang disampaikan oleh pengarang secara implisit. Dialog dalam drama komunikatif sehingga dapat mengungkapkan unsur-unsur drama lain dengan jelas. Secara struktural, hubungan antarunsur drama sangat erat kaitannya. Tokoh menggerakkan alur;  latar mendukung tokoh dan karakternya; dialog mendeskripsikan alur, tokoh dan karakter tokoh, serta latar; alur, tokoh, karakter tokoh, latar, dan dialog mendukung tema sehingga unsur-unsur  drama membangun drama secara utuh. Secara sosiologis, drama menggambarkan kehidupan  masyarakat  Jawa pada  zaman  Belanda. Drama yang dinalisis termasuk drama tragedi yang merupakan kritik sosial terhadap kehidupan pada zamannya dan termasuk drama  realis  pada periode Masa Kelahiran atau Masa Penjadian (1900-1945).
GEJALA PERGESERAN BAHASA CIREBON DI RANAH KELUARGA (Studi Kasus di Kota Cirebon) Aveny Septi Astriani; Handayani Nila Praja
Metabasa: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajaran Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : METABASA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.894 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian yang berkenaan dengan bahasa Cirebon masih minim dilakukan oleh para peneliti. Hal ini karena bahasa Cirebon yang awalnya sebagai bahasa Jawa dialek Cirebon kini menjadi bahasa yang mandiri berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2003. Letak geografis Cirebon yang berbatasan dengan dua provinsi, yaitu Jawa Barat dan Jawa Tengah membuat masyarakatnya multilingual, multietnis, dan multikultural . Wilayah Cirebon terdiri atas Kota dan Kabupaten Cirebon. Pada penelitian ini, peneliti memilih Kota Cirebon sebagai wilayah yang akan diteliti karena Kota Cirebon memiliki IPM yang lebih tinggi dari kabupaten, sehingga tingkat heterogen masyarakatnya juga lebih tinggi. Hal tersebut berdampak pada rawannya fenomena pergeseran bahasa di wilayah ini.  Teori yang melandasi penelitian ini adalah teori sosiolinguistik yang berhubungan dengan bilingualisme, campur kode, dan pergeseran bahasa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode survey dan membagikan kuesioner ke seratus narasumber yang dibagi secara acak di lima kecamatan di Kota Cirebon.  Hasilnya,  telah terjadi gelaja pergeseran bahasa Cirebon pada ranah keluarga.Kata kunci: pergeseran bahasa, bahasa Cirebon, sosiolinguistikAbstractResearch on Cirebon language is still not widely conducted by researchers. This is because the Cirebon language which was originally as the Javanese dialect of Cirebon has now become an independent language based on the Regional Regulation of West Java Province Number 5 of 2003. Cirebon's geographical area is bordered by two provinces, namely West Java and Central Java. This makes Cirebon people multilingual, multi-ethnic and multicultural. Cirebon region consists of Cirebon City and Cirebon District. In this study, researchers chose Cirebon City as the area to be studied because Cirebon City has a higher HDI than the district, so that the heterogeneous level of the community is also higher. A high level of heterogeneity has an impact on the phenomenon of language shift in the region. This research is based on sociolinguistic theory related to bilingualism, code mixing, and language shifting. This research uses survey method by distributing questionnaires to one hundred speakers randomly distributed in five sub-districts in the city of Cirebon. As a result, there has been a shift in Cirebon language in the family domain.Keywords: language shift, Cirebon language, sociolinguistics
PERBANDINGAN PELESAPAN SEGMEN BUNYI KOSA KATA BAHASA SUNDA DENGAN BAHASA INDONESIA DI KABUPATEN PURWAKARTA Rani Sri Wahyuni
Metabasa: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajaran Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : METABASA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.251 KB)

Abstract

AbstrakPenelitian ini membahas tentang perbandingan pelesapan atau penghilangan segmen bunyi atau fonem /b/, /d/, /g/ dalam bahasa Sunda yang akan dibandingkan dengan bahasa Indonesia yang terjadi di wilayah kabupaten Purwakarta. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena yang terjadi dan banyaknya penutur suku Sunda khususnya di Purwakarta, apabila mengucapkan kata yang di tengahnya terdapat bunyi huruf /b/, /d/, dan /g/ maka pengucapannya mengalami pelesapan atau penghilangan bunyi. Hal demikian terjadi juga dalam penggunaan bahasa Indonesia, pelafalan pada beberapa bunyi huruf yang dilesapkan atau dihilangkan  sehingga kata tersebut tidak diucapkan jelas sesuai ejaan yang benarnya, salah satu contohnya terjadi pada huruf /sy/ atau /kh/. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan observasi lapangan, menggunakan teknik wawancara, sadap rekam/rekaman. Berdasarkan pengamatan di lapangan peneliti dapat mengambil simpulan bahwa masyarakat Sunda yang berada di wilayah kabupaten Purwakarta Jawa Barat hampir sebagian besar penduduknya ketika berbicara melakukan pelesapan atau penghilangan beberapa fonem-fonem tertentu, misalnya dalam kosakata bahasa Sunda, ketika melafalkan kata /tunduh = tunuh/, /embung = emung/, /saukur = sakur/. Begitupun ketika dalam penggunaan bahasa Indonesia, terjadi juga pelesapan pada fonem-fonem tertentu, misalnya pada kata /karena = karna/, /bagaimana = gimana/, /memang = emang/. Fenomena unik yang terjadi di wilayah Purwakarta inilah  menjadi salah satu alasan yang membuat penulis tertarik untuk menelitinya.
WAJAH KOTA BEKASI PADA MEME DALAM MEDIA SOSIAL FACEBOOK: KAJIAN SEMIOTIKA BARTHES Rifki Handayani
Metabasa: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajaran Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : METABASA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.606 KB)

Abstract

AbstrakArtikel ini berisi tentang analisis semiotika wajah Kota Bekasi yang direpresentasikan dalam bentuk meme pada media sosial facebook. Artikel ini difokuskan pada tanda-tanda verbal dan non-verbal dalam meme yang membahas Kota Bekasi pada media sosial facebook. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis data menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah meme yang diambil dari media sosial facebook. Berdasarkan data yang dianalisis, penggunaan meme sebagai sarana untuk menyampaikan suatu pesan cukup efektif digunakan. Terbukti dalam meme yang bertema tentang Kota Bekasi menunjukkan bahwa pembuat meme lebih memunculkan sindiran atau makna negatif terhadap Kota Bekasi. Makna negatif yang muncul tidak semata-mata karena unsur ketidaksengajaan, namun terdapat proses kognisi pembuat meme yang dituangkan dalam karyanya. Dari kedua meme yang dianalisis, Kota Bekasi digambarkan sebagai kota yang padat, penuh dengan kemacetan sehingga membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk sekedar berkeliling Kota Bekasi. Bahkan dari fakta-fakta tersebut, kemudian pembuat meme menggambarkan Kota Bekasi yang jauh dari bumi. Dalam hal ini, butuh roket sebagai alat transportasi untuk bisa tiba di Kota Bekasi. Selanjutnya, pada salah satu data yang dianalisis, Kota Bekasi juga digambarkan sebagai kota yang tidak direkomendasikan untuk dikunjungi, walaupun memiliki ikon yang mirip dengan kota pembandingnya yaitu Paris.Kata Kunci: Analisis semiotika, Meme, Kota Bekasi, dan Roland Barthes. AbstractThis article contains about the semiotics analysis of Bekasi city which is represented in the form of meme on social media facebook. This article focuses on verbal and non-verbal signs in memes that discuss Bekasi city on social media facebook. The research method used is qualitative descriptive method, and the data analysis technique used by researcher is the semiotics analysis by Roland Barthes. Data used in this research is meme taken from social media facebook. Based on the data analyzed, the use of memes as a means to convey a message is quite effective to use. It can be seen from the meme themed about the city of Bekasi showed that the meme maker is bringing more the negative meaning to the city of Bekasi. Negative meanings that arise are not solely due to unintentional elements, but there is a cognition process of the meme maker that is poured in his work. Then, from the two memes analyzed, the city of Bekasi is described as a crowded city, full of congestion. So it takes a while not just to get around the city of Bekasi. Even from these facts, then the meme makers depict the city of Bekasi is far from the earth. So it takes a rocket as a transportation to get to the city of Bekasi. Furthermore, from one of the analyzed data, the city of Bekasi is also described as a city which is not recommended to visit, although it has an icon which similar to the city of comParison, Paris.Keywords: Semiotics analysis, Meme, Bekasi City, and Roland Barthes.
PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MULTISENSORI PADA MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI KELAS A FKIP UNPAS Adi Rustandi
Metabasa: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajaran Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : METABASA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.238 KB)

Abstract

Abstrak Penelitian ini didasarkan pada kemampuan mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Kelas A, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Pasundan (Unpas) Bandung, pada semester genap tahun akademik 2018/2019, mata kuliah Bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa Pendidikan Ekonomi kelas A terkait kemampuan menulis paragraf narasi dengan menggunakan model multisensori. Tujuan lain yang ingin dicapai adalah mendeskripsikan apakah model multisensori ini dapat digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf narasi. Metode penelitian yang digunakan adalah mmetode eksperimen semu jenis nonrandomized control group pretest-posttest design. Setelah diberikan perlakuan, hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Kelas A semester genap mampu menulis paragraf narasi dapat diterima. Nilai prates rata-rata 56,50 dengan nilai konversi 2,26 berada pada kategori nilai Cukup (C), dan nilai rata-rata pascates 78,00 dengan nilai konversi 3,12 berada pada kategori nilai Baik (B). Jadi, adanya peningkatan sebesar 21,50 atau 0,86. Hipotesis model multisensosi dapat digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf narasi pada mata kuliah Bahasa Indonesia di Program Studi Pendidikan Ekonomi Kelas A FKIP Unpas, juga dapat diterima. Hasil prates dan pascates pada uji thitung sebesar 21,98 dan ttabel pada tingkat kepercayaan 95% sebesar 2,03 dengan derajat kebebasa 35. Ini artinya thitung ttabel. Dari fakta-fakta di atas, dapat disimpulkan bahwa semua hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima.
ANALISIS KESESUAIAN TINGKAT KETERBACAAN PADA CERITA RAKYAT “ASAL MUASAL SITU SANGHYANG DAN SI BUNCIREUNG” SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR DI SMA KELAS X SEMESTER 1 Fiqhi Dzulfikar Rabbani; Rizky Maudy Effendi; Ai Sri Mulyani
Metabasa: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajaran Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : METABASA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.402 KB)

Abstract

AbstrakTeks cerita rakyat yang disajikan untuk peserta didik khususnya dalam buku paket Bahasa Indonesia SMA/ Sederajat kelas X masih tidak sesuai dengan tingkat keterbacaan yang semestinya.  Teks cerita rakyat tersebut seharusnya dianalisis dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk: 1) Mengetahui kesesuaian tingkat keterbacaan pada cerita rakyat, “Asal Muasal Situ Sanghyang dan Si Buncireung”. 2) Memberikan alternatif bahan ajar cerita rakyat, “Asal Muasal Situ Sanghyang dan Si Buncireung” yang sesuai dengan tingkat keterbacaan. Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode studi pustaka dengan menggunakan grafik Fry dan Raygor sebagai media perhitungan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari hasil penelitian ini yaitu: 1) Keterbacaan teksnya dengan menggunakan grafik fry yaitu rata-rata jumlah kalimat per 100 kata adalah 5,7 dan rata-rata jumlah suku kata per 100 kata adalah 152. Sedangkan dalam grafik raygor teks cerita rakyat tersebut memiliki kata sukar sebanyak 32 per 100 kata dan jumlah kalimatnya yaitu 5,7. 2) Teks cerita rakyat Asal Muasal Situ Sanghyang dan Si Buncireung” sangat cocok untuk diberikan kepada siswa kelas X.Kata Kunci: Cerita Rakyat, Analisis Keterbacaan, Alternatif Bahan AjarAbstractTexts of folklore presented to students, especially in Bahasa Indonesia SMA/ Sederajat kelas X, are still not in accordance with the level of readability that is appropriate.  The folklore text should be analyzed before giving it to students.  The purpose of this study is to: 1) Know the suitability of the level of readability in folklore "The Origin of Situ Sanghyang and Si Buncireung".  2) Provide alternative folklore teaching materials "The Origin of Situ Sanghyang and Si Buncireung" which are in accordance with the level of readability.  The research method that the researcher uses is a literature study method using Fry and Raygor graphics as a calculation medium.  Data collection techniques used are observation, interview and documentation techniques.  From the results of this study, namely: 1) The readability of the text by using fry graphs is the average number of sentences per 100 words is 5.7 and the average number of syllables per 100 words is 15. Whereas in raygor graphics the folklore text has the word difficult as much as 32 per 100 words and the number of sentences is 5.7.  2) The folklore text of the Origin of Situ Sanghyang and Si Buncireung "is very suitable to be given to class X students.Keywords: Folklore, Readability Analysis, Alternative Teaching Materials
PERANG MEDIA PASCAPILKADA DKI JAKARTA 2017: Representasi Ahok-Djarot dan Anis-Sandi dalam Tirto.id dan Republika.co.id Fikri Hakim; Welly Nores Kartadireja; Agi Ahmad Ginanjar
Metabasa: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajaran Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : METABASA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.889 KB)

Abstract

 AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi representasi dua pasangan calon gubernur DKI Jakarta 2017, Ahok-Djarot dan Anies-Sandi dalam media daring Tirto.id dan Republika.co.id. Metode pemerolehan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dengan metode analisis padan. Representasi diidentifikasi berdasarkan model analisis wacana kritis Teun A van Dijk yang terbagi atas tiga dimensi, yakni dimensi tekstual, kognisi sosial, dan konteks (analisis) sosial. Data berupa wacana dalam dua media tersebut yang kemudian dikaji dan dikomparasi untuk menunjukkan kecenderungan keberpihakan media tersebut. Dalam tulisan ini, kajian yang dipaparkan dibatasi hanya dalam tataran tekstual dan kognisi sosial saja. Tataran tekstual yang penulis kaji berupa elemen tematik, skematik, detail, praanggapan, koherensi, leksikon, dan grafis.  Elemen tersebut penulis pilih berdasar pada kemunculannya dalam data yang ada serta pengaaruhnya terhadap representasi yang diinginkan. Tataran kognisi sosial penulis kaji dari kognisi institusi media yang menerbitkan berita tersebut. Kognisi institusi yang meliputi kepemilikan, sejarah, ideologi, dsb., berpotensi untuk memengaruhi konstruksi berita yang diproduksi.
KAJIAN LINGUISTIK FORENSIK UJARAN BAU IKAN ASIN OLEH GALIH GINANJAR TERHADAP FAIRUZ A RAFIQ Casim Casim; Dinda Mega Suci P.; Pratomo Pratomo; Leti Sundawati
Metabasa: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajaran Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : METABASA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.688 KB)

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk; 1) mengkaji ujaran Bau Ikan Asin yang diucapkan oleh Galih Ginanjar untuk Fairuz Arafiq dari segi linguistik forensik yang berkaitan dengan Undang-Undang ITE; 2) mengkaji ujaran Bau Ikan Asin dari segi semantis; 3) ujaran Bau Ikan Asin dari segi pragmatik. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode litelatur, teknik pengumpulan data berupa dokumentasi dan pengamatan. Data dari pengamatan berupa rekaman video dan hasil tangkapan layar dari sosial media. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa; 1) ujaran Bau Ikan Asin bisa termasuk dalam beberapa pelanggaran undang-undang yang ada di Indonesia, UU ITE pasal 45 ayat 1, UU Pencemaran nama baik pasal 310 dan 311 KUHP; 2) segi semantis menunjukan bahwa ujaran Bau Ikan Asin memiliki konotasi yang kurang baik; 3) segi pragmatik Bau Ikan Asin akan menjadi tidak baik jika disandingkan dengan objeknya mahluk berupa perempuan.Kata kunci: Linguistik Forensik, Bau Ikan Asin, Undang-undang ITE. AbstractThis research aims to; 1) review the salted fish smell uttered by Galih Ginanjar for Fairuz Arafiq in terms of forensic linguistics related to the ITE Law; 2) examines the utterance of Smelly Salted Fish in terms of semantics; 3) the words of the smell of salted fish in terms of pragmatics. The method used in this research is the literature method, files collection techniques such as documentation and observation. Files from observations are in the form of video recordings and screenshots from social media. The results of this study indicate that; 1) Sayings of Smelly Salted Fish may be included in several violations of existing laws in Indonesia, ITE Law article 45 paragraph 1, Law on Defamation of article 310 and 311 of the Criminal Code; 2) the semantic aspect shows that the expression of the Smell of Salted Fish has a bad connotation; 3) the pragmatic aspect of the smell of salted fish will not be good if it is juxtaposed with the object of being a woman.Keywords: Forensic Linguistics, Smell of Salted Fish, ITE Law.

Page 1 of 4 | Total Record : 38