Remaja merupakan fase rentan yang membutuhkan resiliensi untuk mendukung perkembangannya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh interaksi orang tua-anak, interaksi suami-istri, dan interaksi teman sebaya terhadap resiliensi remaja. Penelitian dilakukan di empat sekolah yaitu dua Sekolah Menengah Atas (SMA) dan dua Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang masing-masing berstatus negeri dan swasta di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan sekolah dilakukan secara purposive. Contoh penelitian ini adalah ibu dan remaja yang saat pengambilan data berada pada kelas X. Penelitian ini melibatkan 240 ibu dan 240 remaja kelas X yang memiliki keluarga utuh dan tinggal bersama kedua orang tuanya. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensia (independent sample t-test dan uji regresi linear berganda). Hasil menunjukkan bahwa remaja laki-laki cenderung mengalami konflik lebih tinggi dengan teman sebaya sedangkan remaja perempuan merasa lebih dekat dengan teman sebaya. Sementara itu, remaja laki-laki cenderung memiliki resiliensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan remaja perempuan. Remaja yang bersekolah di SMA cenderung memiliki resiliensi yang lebih tinggi. Interaksi orang tua-remaja serta interaksi remaja dengan teman sebaya berpengaruh positif terhadap resiliensi remaja. Hasil ini menegaskan bahwa orang tua diharapkan dapat meningkatkan kualitas interaksi dalam keluarga dan memberikan dorongan bagi remaja untuk memilih teman yang baik.
Copyrights © 2020