Salah satu cara menggambarkan kemiskinan struktural di pedesaan adalah dengan memahami konfigurasi moda produksi yang dimiliki maupun dikuasai oleh rumahtangga.Penelitian dilakukan sejak Bulan Maret dan berakhir pada Bulan September 2018. Populasi penelitian adalah rumahtangga nelayan Sama Bajo di tiga kampung nelayan Bajo yang terpilih di tiga pulau antara lain: (1) Pulau Wangi-wangi, (2) Pulau Kaledupa; dan (3) Pulau Tomia. Total responden untuk orang Sama Bajo sebanyak 120 responden. Penelitian ini menemukan bahwa mayoritas responden nelayan Bajo di tiga Kampung Bajo merupakan nelayan skala kecil (small-scale fishers). Responden merupakan nelayan yang tidak memiliki moda produksi dan merupakan nelayan sawi yang ikut pada kegiatan penangkapan pada kelompok penangkapan tuna yang dikenal dengan lama dan bapongka maupun menangkap ikan dasar (demersal) di gugusan karang di TNW. Relasi produksi yang dibangun dalam kegiatan kelompok penangkapan cenderung bersifat asimetris, dengan bentuk patron client, yang mengikat nelayan Sawi dan koordinator melalui mekanisme hubungan kekerabatan dan ikatan hutang. Sementara relasi nelayan mandiri cenderung lebih bebas dari ikatan hutang piutang. Selanjutnya, semua responden rumahtangga nelayan Sama Bajo fokus pada kegiatan perikanan tangkap sebagai basis utama mata pencahariannya. Hampir semua responden tidak memiliki asset yang berkaitan dengan budidaya ikan di dalam keramba maupun budidaya rumput laut.
Copyrights © 2018