Belajar sejarah di Indonesia mengalami berbagai dinamika. Materi sejarah yang dibuat membosankan, siswa tidak termotivasi untuk belajar sejarah karena kondisi diskriminasi dalam hirarki pengetahuan, dan lain-lain. Pada tahun 2013, Pemerintah Indonesia meluncurkan kurikulum baru. Kurikulum ini menekankan pengembangan pemikiran kritis - kreatif dan inovatif bagi peserta didik. Tujuan kurikulum baru adalah mendorong guru sejarah menjadi kreatif. Tulisan ini mencoba memusatkan perhatian pada dua tokoh intelektual dalam sejarah Indonesia dan India. Ada Ki Hadjar Dewantara dan Mohandas Karamchand Gandhi. Nilai-nilai kebijaksanaan budaya Dewantara dan Gandhi berikut dapat diaktualisasikan dalam sejarah. Pendidik histoical dapat memberikan ruang yang lebih luas bagi siswa untuk menciptakan materi sejarah. Penerapan berbasis ilmiah pada tahun 2013 kurikulum yang akan memberikan ruang yang tepat untuk diimplementasikan. Diantaranya dengan berbagai cara seperti membentuk ruang diskusi, membuat media elektronik, menciptakan sebuah komunitas, sekelompok penggemar sejarah, menulis sebuah sejarah gerakan, mengadakan program karakter camp yang bertemakan dan berinteraksi dengan masyarakat, atau berbagai tindakan yang mampu mengobarkan semangat siswa.
Copyrights © 2017