Penelitian ini dilatarbelakangi oleh suatu kondisi dimana setiap tahun pada musim penghujan air meluap dari saluran pembuang air disebabkan oleh sempitnya saluran-saluran pembuang air yang ada sehingga menyebabkan efek back water dan menghambat proses revegetasi di lahan basah konservasi rawa Nanga Tayap. Untuk mengatasai genangan yang terjadi maka dilakukan pengumpulan data hidrologi, klimatologi data tersebut di proses dengan metode Gumbel, Penman modifikasi. metode Mononobe, rumus rasional, analisa dimensi saluran dan dibantu dengan perangkat lunak ArcMap versi 10.2 dalam menghitung luasan sub DAS. Setelah dilakukan analisa dan perhitungan dengan rumus yang telah disebutkan maka akan diperoleh desain ukuran saluran pembuang air yang dapat menampung limpasan air. Setelah didapatkan ukuran saluran pembuang air maka dibangun sekat kanal/bangunan penahan air tanpa pengatur muka air di saluran pembuang air untuk menjaga agar tanah gambut di lahan basah konservasi Nanga Tayap tetap dalam keadaan basah. Berdasarkan kondisi dilapangan maka terdapat 12 jenis pohon lokal yang berpotensi untuk digunakan dalam revegetasi lahan basah konservasi rawa Nanga Tayap yaitu belangiran/kahui, gelam, gerunggang, jambu-jambu, jelutung, mahang, mendaharan, pulai, tumih, perupuk, sagu, dan terentang.Kata Kunci: Lahan basah, konservasi, revegetasi.
Copyrights © 2019