Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

ANALISIS DEBIT ALIRAN PADA SUNGAI ALUVIAL BERDASARKAN DATA SUNGAI DI DUNIA - Firdaus; Hari Wibowo; Danang Gunarto
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 6, No 3 (2019): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2019
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.127 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v6i3.38924

Abstract

Besarnya pengaruh debit model hidrologi penampang geometri, dinyatakan dengan hubungan regresi antara debit sungai (Q) tehadap unsur penampang geometri penampang basah meliputi luas (A), lebar (b), kedalaman (h) serta kemiringan muka air (S). Tujuan penelitian mendapatkan hubungan model matematika dengan persamaan regresi  pada debit aliran berdasaraan penampang sungai didasarkan data debit sungai di dunia. Cara pendekatan menggunakan model matematika persamaan regresi debit aliran berdasarkan penampang sungai. Hasil penelitin pada  debit aliran untuk negara Inggris dari analisa ini adalah Q = 2729 s0,5948 , negara Amerika dengan Q = 22,518 h2,5431 , negara Pakistan dengan Q = 0,4549 A0,9268  dan negara Portugal dengan Q = 254,46 v0,9904. Penampang sungai (A) merupakan faktor dominan yang berpengaruh terhadap debit aliran (Q). Sehingga menghasilkan nilai koefisien korelasi (R) yang berbeda. Dari keempat negara yang ditinjau antara debit dan luas penampang yaitu Inggris – Sungai Snake And Clearwater River, Amerika – Sungai Mississippi, Pakistan – Sungai Pakistan, Portugal – Sungai Portugal, didapatkan nilai koefisien korelasi yang terbesar yaitu Sungai Pakistan dengan R = 0,8398. Sedangkan koefisien korelasi yang terkecil yaitu Sungai Snake and Clearwater River dengan R = 0,7788.Kata Kunci: aliran, debit, penampang, Koefesien korelasi.
KOEFISIEN KEKASARAN MANNING SALURAN DRAINASE DI JALAN PRAMUKA DESA RENGAS KAPUAS KABUPATEN KUBU RAYA - Sahal; Hari Wibowo; Eko Yulianto
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 8, No 2 (2021): JeLAST Juni 2021
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v8i2.49661

Abstract

Mengingat bahwa nilai n sangat penting sebagai awal perencanaan saluran untuk  analisa saluran. Pada penelitian tentang nilai koefisien kekasaran saluran drainase di jalan pramuka, menentukan nilai (n) adalah memprediksi hambatan aliran pada saluran tersebut. Dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai koefisen kekasaran. Metode dalam pelaksanaan adalah metode survei dan menentukan titik pengukuran dan pengamatan, selanjutnya dilakukan analisa perhitungan untuk mendapatkan nilai koefisien kekasaran dengan persamaan Manning. Kemudian menghitung kesalahan absolute rata-rata untuk mencari persentase dalam menganalisa kebenaran hasil perhitungan. Nilai koefisien kekasaran saluran drainase berdasarkan hasil analisa perhitungan didapat rata-rata nilai kekasaran pada saluran drainase di Jalan Pramuka adalah 0,61 dengan kesalahan absolute rata-rata 22,82%. Banyak terdapat bangunan kios, dan jembatan yang dibangun diatas saluran drainase tersebut. Jika dilihat berdasarkan tabel studi literatur, termasuk dalam kondisi normal untuk saluran alam dengan banyak tanaman pengganggu. Kata Kunci: koefisien kekasaran, persamaan manning, saluran drainase
ANALISA LAHAN KRITIS PADA SUB DAS AMBAWANG DENGAN SOFTWARE GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM STUDI KASUS : TELUK BAKUNG, SUNGAI AMBAWANG, KUBU RAYA Alexsander Viron; Hari Wibowo; Mochammad Meddy Danial
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 7, No 3 (2020): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2020
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v7i3.42585

Abstract

Sub DAS Ambawang di Desa Teluk Bakung merupakan salah satu DAS Ambawang Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat. Bencana banjir di beberapa tahun terakhir menunjukkan peningkatan, hal ini mengindikasikan telah terjadi gangguan siklus hidrologi di daerah aliran sungai. Oleh karena itu perlu dilakukan analisa penanganan yang serius untuk menentukan tingkat kekritisan lahan pada Sub DAS Ambawang yang nantinya dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dalam upaya memulihkan dan meningkatkan fungsi Sub DAS sebagai ekosistem alam yang beperan dalam pengaturan siklus hidrologi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat kekritisan lahan pada Sub DAS Ambawang dan mengaplikasian GIS dalam menganalisa lahan kritis pada Sub DAS Ambawang. Parameter yang digunkan untuk menentukan lahan kritis antara lain penutupan lahan, kemiringan lereng, jenis tanah dan manajemen lahan. Metode yang digunakan adalah skoring, pembobotan dan overlay. Tingkat kekritisan lahan Sub DAS Ambawang terbagi menjadi 5 kelas, yaitu sangat kritis seluas 161,503 Ha, kritis seluas 3.080,109 Ha, agak kritis seluas 12.772,596 Ha, potensial kritis seluas 5.591,801 Ha, dan tidak kritis seluas 9.503,290 Ha. Pengaplikasian GIS dalam menganalisa lahan kritis pada Sub DAS Ambawang menghasilkan informasi yang dapat membantu dalam penanganan tata guna lahan untuk meningkatkan fungsi Sub DAS sebagai ekosistem alam yang beperan dalam pengaturan siklus hidrologi.Kata kunci: GIS, lahan kritis, overlay, Sub DAS Ambawang
FAKTOR KOEFISIEN KOREKSI PERHITUNGAN KECEPATAN ARUS MENGGUNAKAN CURRENT METER DAN PELAMPUNG STUDI KASUS SUNGAI JAWI Andi Hardianto; - Kartini; Hari Wibowo
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 6, No 3 (2019): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2019
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v6i3.36781

Abstract

Pengukuran kecepatan arus di sungai – saluran biasanya menggunakan alat current meter, jika keadaan darurat maka dapat digunakan pelampung dimana besarnya kecepatan arus dikalikan dengan faktor koreksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kecepatan aliran, faktor koreksi pelampung, dan korelasi kecepatan aliran dengan meggunakan alat current  meter dan pelampung dalam bentuk persamaan empiris. Kecepatan rata – rata aliran maksimum metode current meter kondisi pasang sebesar 0.066 m/det dan kecepatan rata-rata minimum sebesar 0.001 m/det, sedangkan saat kondisi surut kecepatan rata-rata aliran maksimum sebesar 0.063 m/det dan kecepatan rata-rata aliran minimum sebesar 0.019 m/det. Kecepatan rata – rata aliran maksimum pelampung kondisi pasang sebesar 0.130 m/det dan kecepatan rata-rata minimum sebesar 0.020 m/det, sedangkan saat kondisi surut kecepatan rata-rata aliran maksimum sebesar 0.155 m/det dan kecepatan rata-rata aliran minimum sebesar 0.083 m/det. Faktor koreksi alat ukur pelampung sebesar 0.91. Korelasi maksimum persamaan regresi linier pengukuran aliran dengan current meter dan pelampung y = 2.0763x + 0.0174 nilai R2 sebesar 0.8677 dan R sebesar 0.931 menunjukkan korelasi yang sangat kuat, sedangkan korelasi minimum dalam bentuk regresi power yaitu y = 0.0313e24.597x  nilai R2 sebesar 0.4232 dan R sebesar 0.651 menunjukkan korelasi kuat.Kata kunci: Current meter, Pelampung, Kecepatan Arus, Faktor Koreksi Pelampung, Korelasi Kecepatan Aliran Menggunakan Current meter dan Pelampung.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            
PERHITUNGAN ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI PANGKALAN (Studi Kasus Dusun Lintang Batang Kecamatan Sungai Ambawang) Muhammad Ramadhan; Hari Wibowo; - Kartini
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 7, No 3 (2020): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2020
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v7i3.42659

Abstract

Sungai Pangkalan yang berada pada daerah Dusun Lintang Batang Kecamatan Sungai Ambawang berpotensi mengalami pendangkalan akibat terjadinya pengendapan sedimen yang dapat menyebabkan luapan air ke permukaan sehingga berdampak pada  kerusakan tanaman pertanian dan terganggunya aktivitas masyarakat yang diakibatkan oleh banjir. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui besarnya angkutan sedimen. Metode yang digunakan yaitu data primer (lebar penampang sungai,kedalaman sungai,kecepatan aliran, sampel sedimen melayang dan sampel sedimen dasar. Metode yang digunakan dalam perhitungan angkutan sedimen yaitu metode sesaat, metode L.C Van Rijn dan metode Meyer-Peter-Muller. Berdasarkan perhitungan angkutan sedimen melayang dengan metode sesaat dengan rata-rata nilai angkutan sedimen melayang metode sesaat dari 5 titik pengamatan sebesar 0,066 kg/det. Perhitungan angkutan sedimen dengan metode L.C Van Rijn tidak dapat digunakan karena parameter T yaitu stage parameter di dapat nilai negatif yang berarti sedimen cenderung mengendap sehingga metode L.C Van Rijn tidak dapat digunakan dalam perhitungan untuk sungai yang diamati. Berdasarkan perhitungan tegangan geser dan angka Reynolds yang didapat dari diagram Shields juga membuktikan bahwa ukuran butir diameter 0,023 mm termasuk wilayah partikel diam. Hasil perhitungan angkutan sedimen dasar dengan metode Meyer-Peter-Muller dengan rata-rata nilai angkutan sedimen dasar metode Meyer-Peter-Muller dari 5 titik pengamatan sebesar 0,401 kg/det. Kata kunci:  Metode L.C Van Rijn, Metode Meyer-Peter-Muller, Metode Sesaat, Sungai Pangkalan
PENENTUAN NILAI KEKASARAN SALURAN DENGAN METODE ENTROPI Nova Elviani; Hari Wibowo; Eko Yulianto
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 6, No 3 (2019): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2019
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.553 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v6i3.39098

Abstract

Dalam teknik hidrolika, koefisien kekasaran merupakan parameter penting dalam desain bangunan air, pemodelan hidrolik sungai, perhitungan kecepatan aliran, angkutan sedimen, dan ketepatan penentuan kehilangan energi. Pengembangan model matematika pada penerapan teori entropi berdasarkan nilai koefisien kekasaran Manning. Pengembangan terutama untuk mengevaluasi data lapangan dan menghitung debit aliran. Distribusi kecepatan entropi membutuhkan penilaian parameter (Ф (M)), yang diperoleh melalui hubungan antara kecepatan aliran rata-rata dan kecepatan aliran maksimal. Perbandingan antara kecepatan rata-rata dan maksimum (Ф (M)) sangat tergantung pada morfologi dasar sungai dengan aliran yang seragam. Hasil penelitian menunjukkan n Manning berbanding terbalik terhadap n Entropi, nManning = -0,052 nEntropi + 0,0204 dengan R2 = 0,1099 dan Ф (M) = 0,716 juga nManning = -0,0745 nEntropi + 0,0239 dengan R2 = 0,0532 dan Ф (M) = 0,619. Memiliki rasio rata-rata = 1,004 – 1,509 dan kesalahan absolut rata-rata = 0,271% - 1,048%.Kata Kunci: Entropi, Koefisien Kekasaran Manning, Rumusan Empiris.
KAJIAN REVEGETASI LAHAN BASAH KONSERVASI (STUDI KASUS SUNGAI KELIK 2600 HA) Jery Wiranda; Hari Wibowo; Eko Yulianto
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 6, No 3 (2019): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2019
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (740.53 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v6i3.38943

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh suatu kondisi dimana setiap tahun pada musim penghujan air meluap dari saluran pembuang air disebabkan oleh sempitnya saluran-saluran pembuang air yang ada sehingga menyebabkan efek back water dan menghambat proses revegetasi di lahan basah konservasi rawa Nanga Tayap. Untuk mengatasai genangan yang terjadi maka dilakukan pengumpulan data hidrologi, klimatologi data tersebut di proses dengan metode Gumbel, Penman modifikasi. metode Mononobe, rumus rasional, analisa dimensi saluran dan dibantu dengan perangkat lunak ArcMap versi 10.2 dalam menghitung luasan sub DAS. Setelah dilakukan analisa dan perhitungan dengan rumus yang telah disebutkan maka akan diperoleh desain ukuran saluran pembuang air yang dapat menampung limpasan air. Setelah didapatkan ukuran saluran pembuang air maka dibangun sekat kanal/bangunan penahan air tanpa pengatur muka air di saluran pembuang air untuk menjaga agar tanah gambut di lahan basah konservasi Nanga Tayap tetap dalam keadaan basah. Berdasarkan kondisi dilapangan maka terdapat 12 jenis pohon lokal yang berpotensi untuk digunakan dalam revegetasi lahan basah konservasi rawa Nanga Tayap yaitu belangiran/kahui, gelam, gerunggang, jambu-jambu, jelutung, mahang, mendaharan, pulai, tumih, perupuk, sagu, dan terentang.Kata Kunci: Lahan basah, konservasi, revegetasi.
PERLAWANAN ALIRAN PADA SALURAN ALAMI STUDI KASUS SUNGAI KAPUAS KECIL Veronika Ristanti; Hari Wibowo; Eko Yulianto
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 8, No 1 (2021): JeLast Edisi Februari 2021
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v8i1.47026

Abstract

Perlawanan terhadap aliran pada perubahan saluran aluvial dengan kondisi aliran dan sedimen dapat menyebabkan bentuk konfigurasi dasar sungai. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan perlawanan aliran berdasarkan bentuk dasar dan bentuk dasar yang terjadi di Sungai Kapuas Kecil, cara menghitung perlawanan aliran akibat bentuk dasar pada sungai alami dengan menggunakan rumusan empiris, Serta membandingkan rumusan Manning di lapangan akibat bentuk dasar terhadap rumusan Manning penelitian yang ada. Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data sekunder dan primer.Perlawanan aliran akibat unsur kekasaran butiran dan perlawanan bentuk dasar berpengaruh terhadap nilai koefisien kekasaran Manning. Tanpa adanya bentuk dasar maka nilai koefisien kekasaran Manning akan menurun. Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data, bentuk perlawanan dasar saluran dinyatakan dengan koefisien kekasaran dasar Manning pada material non kohesif di saluran aluvial. Bentuk dasar yang terjadi di sungai Kapuas Kecil berupa dunes dengan tinggi gelombang pasir rata-rata 16,7 cm, terjadi di regime aliran rendah dan memiliki bilangan Froude pada ukuran butiran rata-rata 0,205 kurang dari 1. Nilai n pengukuran dilapangan akibat bentuk dasar diperoleh dengan nilai rata-rata sebesar 0,058, sedangkan untuk nilai n pengukuran  Manning berdasarkan penelitian yang ada didapat rata-rata sebesar 0,0384
ANALISA PANJANG INTRUSI AIR ASIN DAN BESAR SALINITAS DI ALIRAN SUNGAI KAPUAS Klara Anggraini Tarigan; Hari Wibowo; Umar Umar
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 8, No 2 (2021): JeLAST Juni 2021
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v8i2.49428

Abstract

Sungai Kapuas Kecil salah satu sumber air baku utama bagi masyarakat di daerah Kota Pontianak. Berbagai masalah dapat timbul jika terjadi musim kemarau yang berkepanjangan di Kota Pontianak, salah satunya adalah tingginya kadar garam yang terkandung pada aliran sungai yang didasari oleh masuknya air laut ke dalam Sungai Kapuas Kecil. Hal ini mengakibatkan menurunnya kualitas air. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui panjang intrusi air asin dan besar salinitas yang terjadi di aliran Sungai Kapuas. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Panjang intrusi air asin dianalisis dengan menggunakan 3 metode yaitu, metode Thijjsse, metode Kenlagen dan metode Larsen sedangkan hasil pengukuran besar salinitas dilakukan perbandingan dengan nomor penampang dan jarak dari muara. Hasil perhitungan panjang intrusi akan dibandingkan kembali dengan besar salinitas untuk mengetahui metode terbaik yang dapat digunakan dalam perhitungan panjang intrusi air asin. Dari analisis didapat hasil panjang intrusi metode Thijjse: min: 0,85 km, max: 10,03 km, rata-rata: 4,08 km, metode Kenlagen min: 3,47 km, max: 14,61 km, rata-rata: 8,86 km, metode Larsen min: 2,01 km, max: 8,35 km, rata-rata: 5,07 km. Berdasarkan perbandingan antara panjang intrusi dan besar salinitas disetiap penampang mendapatkan hasil bahwa metode terbaik dalam perhitungan panjang intrusi adalah metode Kenlagen. Kata-kata kunci: Sungai Kapuas, Panjang Intrusi, Salinitas
ANALISIS LIMPASAN PERMUKAAN (RUNOFF) PADA BAGIAN HILIR DAS SEKAYAM Romana Thela Stevania; Hari Wibowo; Meddy Danial
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 8, No 2 (2021): JeLAST Juni 2021
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v8i2.48924

Abstract

Sungai Sekayam merupakan anak sungai dari sungai kapuas yang berada di Kabupaten Sanggau. Permasalahan yang sering dihadapi pada DAS Sekayam adalah luapan sungai. Limpasan berasal dari tempat tertinggi dan bergerak menuju tempat yang lebih rendah sehingga air hujan jatuh menjadi limpasan permukaan yang mengalir menuju sungai yang dapat berpotensi banjir pada bagian hilir sungai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya limpasan permukaan, faktor yang mempengaruhi limpasan dan dampak yang dapat dihasilkan. Penelitian ini menggunakan metode rasional dalam memprediksikan debit maksimum dan penggunaan sistem informasi geografis (SIG) dengan teknik overlay untuk mengetahui tingkat kerawanan. Hasil dari penelitian ini menunjukan debit limpasan tertinggi terdapat pada Sub DAS Bonti 13 untuk periode ulang 2, 5, dan 10 tahun menghasilkan debit limpasan sebesar 110,843 m3/det, 157,445 m3/det, 198,666 m3/det dan debit total untuk daerah pengairan pada lokasi penelitian dengan dengan luas 1981,320 km2 untuk periode ulang 2, 5, 10 tahun sebesar 2747,976 m3/det, 3903,326 m3/det, 4925,261 m3/det dengan tingkat kerawanan daerah tidak rawan 22,329%, cukup rawan 39,455%, rawan 31,370% dan sangat rawan 6,845%. Faktor yang mempengaruhi limpasan dilihat dari kondisi fisik DAS Sekayam dengan kemiringan lereng didominasi daerah landai 25,029% dan jenis tanah podsolik 77,031% yang diklasifikasikan peka terhadap erosi. Untuk bagian hilir DAS Sekayam kawasan tidak rawan sebesar 22,329%, cukup rawan sebesar 39,455%, daerah rawan sebesar 31,370% dan daerah sangat rawan 6,845% yang mana pada kawasan rawan hingga sangat rawan limpasan permukaan yang terjadi dapat menyebabkan banjir dan erosi pada bagian hilir DAS Sekayam. Kata Kunci: limpasan permukaan, daerah aliran sungai (DAS), rasional