Warisan sejarah dan budaya masyarakat Bugis-Makassar seperti lontara?, hingga kini tetap dianggap bagian dari identitas etnis di Sulsel hingga kini. Meskipun demikian, harus diakuiĀ bahwa popularitas lontara? sebagai penghubung zaman pra sejarah ke zaman sejarah, sekarang tak ubahnya hanya pelengkap kebanggaan apologik sang pemilik. Artinya, ia hanya diketahui sebatas nama, tanpa pengenalan lebih jauh atasĀ isi dan manfaatnya. Bersama keperihatinan tidak tersosialisasinya Aksara Lontara kepada generasi muda, upaya ke arah pengenalan seharusnya menjadi tanggung jawab kultural kita. Hal ini dapat dimulai dengan gerakan budaya berdimensi historis dalam wujud pengenalan dan upaya sosialisasi. Makalah ini bermaksud memperkenalkan sekaligus mengajak pembaca untuk memikirkan betapa pentingnya upaya revitalisasi nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam naskah Lontara? Attoriolong.
Copyrights © 2012