Menjelang proklamasi kemerdekaan pemuda-pemuda Bima semakin meningkatkan kegiatannya untuk mendapat dukungan massal. Sementara pemimpin-pemimpin Jepang sudah mulai diliputi oleh perasaan ragu-ragu mendengar kabar perang melawan Sekutu yang semakin mendesak Jepang untuk menyerah. Berita akan penyerahan Jepang pada akhirnya tersiar dari mulut kemulut. Dengan susah payah penguasa Jepang berusaha menutupi hal itu sementara pesawat-pesawat giat menyebarkan pamflet mengenai penyerahan Jepang. Siasat ini dimaksudkan supaya pemuda-pemuda tidak mempergunakan kesempatan tersebut untuk mengadakan perlawanan terhadap penguasa Jepang. Pada waktu diterima berita proklamasi kemerdekaan sampai Sultan Muhammad Salahuddin menyatakan bahwa daerah kesultanan Bima masuk dalam wilayah Negara republik Indonesia tanggal 31 Oktober 1945. Mendengar hal tersebut para pemuda progresif melakukan kontak dengan pemimpin mereka guna mendesak Sultan Bima supaya segera menentukan sikapnya dan mengumumkan kepada rakyat akan kemerdekaan di daerah ini.
Copyrights © 2012