Penggunaan bibit sebagai bahan tanam maupun batang bawah untuk perbanyakan klonal sering dilakukan. Bahan tanam berupa bibit merupakan bahan tanam unggul yang berasal dari tetua unggul maupun persilangan antar tetua unggul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai duga komponen genetik melalui desain persilangan North Carolina II pada karakter morfologi tanaman kakao fase bibit. Persilangan dilakukan dengan menggunakan lima genotipe tetua betina, yaitu; KW 516, Sulawesi 3, TSH 858 dan dua genotipe tetua jantan, yaitu; ICCRI 09, Scavina 6. Pengamatan dilakukan pada tanaman umur 16 MST pada karakter morfologi tanaman yaitu tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, panjang akar, volume akar, bobot basah tajuk, bobot basah akar, bobot kering tajuk, bobot kering akar, dan rasio akar/tajuk. Genotipe Sulawesi 3 merupakan genotipe tetua betina terbaik, sedangkan Scavina 6 merupakan genotipe tetua jantan terbaik. Genotipe persilangan terbaik berdasarkan nilai DGK nya adalah genotipe TSH 858 x Scavina 6, KW 516 x ICCRI 09, dan Sulawesi 3 x ICCRI 09. Genotipe persilangan Sulawesi 3 x ICCRI 09 merupakan genotipe dengan vigor yang baik yang memenuhi kriteria bibit unggul dan siap untuk ditanam di kebun. Karakter morfologi pada tanaman kakao fase bibit dikendalikan oleh gen dominan pada semua karakter kecuali pada karakter volume akar. Kata kunci: bibit, daya gabung khusus, daya gabung umum, North Carolina II
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2020