Latar Belakang. Jeringau merah atau Acorus calamus sp merupakan tumbuhan liar yang hidup di tanah basah dan lembab. Rimpang jeringau merah secara empiris digunakan oleh masyarakat Dayak sebagai pengobatan pada demam berdarah dan menurut Saman et al. (2013) menyatakan bahwa secara tradisional digunakan sebagai obat sakit perut dan penyakit kulit. Metode. Penelitian dilakukan dengan mengukur zona hambat pada bakteri Staphylococcus aureus dan Eschericia coli serta jamur Malassezia furfur menggunakan media agar padat dengan mengukur zona hambat yang terbentuk pada daerah cakram yang berisi sampel ekstrak etanol jeringau merah dengan konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100% serta antibiotik yaitu amoksisilin dan ketokonazol. Hasil. Terdapat zona hambat yang terbesar terhadap bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi sampel 100% sebesar 24,32 mm, sedangkan pada bakteri Eschericia coli sebesar 12,06 mm dan pada jamur Malassezia furfur tidak terdapat zona hambat yang terbentuk. Kesimpulan. Zona Hambat pada bakteri Staphylococcus aureus dan Eschericia coli oleh ekstrak etanol jeringau merah lebih baik daripada antibiotik
Copyrights © 2016