Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

PENGARUH CARA PENGERINGAN SIMPLISIA DAUN PANDAN (Pandanus amaryllifolius) TERHADAP AKTIVITAS PENANGKAL Purwanti, Nera Umilia; Yuliana, Sri; Sari, Novita
Jurnal Farmasi Medica/Pharmacy Medical Journal (PMJ) Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.115 KB) | DOI: 10.35799/pmj.1.2.2018.21644

Abstract

PENGARUH CARA PENGERINGAN SIMPLISIA DAUN PANDAN (Pandanus amaryllifolius) TERHADAP AKTIVITAS PENANGKAL RADIKAL BEBAS DPPH (2,2-DIFENIL-1-PIKRILHIDRAZIL)EFFECT OF DRYING METHODS OF PANDAN LEAVES (Pandanus amaryllifolius) TOWARDS SCAVENGING FREE RADICAL ACTIVITY DPPH (2,2-DIPHENYL-1-PICRYLHYDRAZYL) METHODNera Umilia Purwanti1), Sri Luliana1), Novita Sari1)1) Department of Pharmacy, Tanjungpura University, West BorneoABSTRACTPost harvest processing plant can determine the quality of the raw materials of medicinal plants. The main factors that contribute in post harvest processing of medicinal plants is a drying method. Drying is the most important step to keep the compound stability in simplisia especially the compounds that have antioxidant activity. The objective of this research is to know the effect of drying method in gaining of antioxidant activity extract methanol Pandanus amaryllifolius leaves. The drying methods tested were oven-drying at 40ºC, direct sunlight-drying (SML), indirect sunlight-drying (SMTL), air-drying at ±25ºC (KA) and fresh samples without drying as control. In the result of analysis with Kruskall-Wallis test show that the drying method of simplisia can influence significantly of percent inhibition extract methanol Pandanus amaryllifolius leaves against DPPH, the highest percent inhibition were by oven-drying of 64,553%, then followed on samples dried with SML, SMTL, KA and fresh samples respectively of 61,73; 58,81; 56,14 dan 55,13%. Drying method of simplisia can influence antioxidant activity extract methanol Pandanus amaryllifolius, which the optimal drying for the samples were dried in ovenKey Words : Antioxidant, Pandanus amaryllifolius, drying methods, DPPH.ABSTRAKPengolahan pasca panen tanaman dapat menentukan kualitas bahan baku tanaman obat. Faktor utama yang sangat berperan dalam pengolahan pasca panen tanaman obat adalah proses pengeringan. Pengeringan merupakan tahapan penting dalam menjaga kestabilan senyawa dari simplisia terutama senyawa yang mempunyai aktivitas antioksidan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh metode pengeringan simplisia terhadap aktivitas antioksidan ekstrak metanol daun pandan (Pandanus amaryllifolius). Metode pengeringan yang diuji adalah pengeringan oven pada suhu 40ºC, pengeringan sinar matahari langsung (SML), pengeringan sinar matahari tidak langsung (SMTL), pengeringan kering angin pada suhu ±25ºC (KA) serta sampel segar tanpa pengeringan sebagai kontrol. Hasil analisis menggunakan Uji Kruskall-Wallis menunjukkan bahwa metode pengeringan simplisia dapat berpengaruh secara signifikan pada persen inhibisi ekstrak metanol daun pandan terhadap DPPH, yang mana persen inhibisi tertinggi yaitu pada sampel yang dikeringkan dengan oven sebesar 64,55%, kemudian diikuti pada sampel yang dikeringkan dengan SML, SMTL, KA dan segar masing-masing sebesar 61,73; 58,81; 56,14 dan 55,13%. Metode pengeringan simplisia dapat mempengaruhi aktivitas antioksidan ekstrak metanol daun pandan (Pandanus amaryllifolius), dimana pengeringan yang optimal yaitu pada sampel yang dikeringkan dengan oven. Kata Kunci : Antioksidan, daun pandan wangi, metode pengeringan, DPPH. 
Uji Aktivitas Antibakteri dan Antifungal Ekstrak Etanol Rimpang Acorus sp. ., Nera Umilia Purwanti
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.124 KB)

Abstract

Latar Belakang. Jeringau merah atau Acorus calamus sp merupakan tumbuhan liar  yang hidup di tanah basah dan lembab. Rimpang jeringau merah secara empiris digunakan oleh masyarakat Dayak sebagai pengobatan pada demam berdarah dan menurut Saman et al. (2013) menyatakan bahwa secara tradisional digunakan sebagai obat sakit perut dan penyakit kulit. Metode. Penelitian dilakukan dengan mengukur zona hambat pada bakteri Staphylococcus aureus dan Eschericia coli serta jamur Malassezia furfur menggunakan media agar padat dengan mengukur zona hambat yang terbentuk pada daerah cakram yang berisi sampel ekstrak etanol jeringau merah dengan konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100% serta antibiotik yaitu amoksisilin dan ketokonazol. Hasil. Terdapat zona hambat yang terbesar terhadap bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi sampel 100% sebesar 24,32 mm, sedangkan pada bakteri Eschericia coli sebesar 12,06 mm dan pada jamur Malassezia furfur tidak terdapat zona hambat yang terbentuk. Kesimpulan. Zona Hambat pada bakteri Staphylococcus aureus dan Eschericia coli oleh ekstrak etanol jeringau merah lebih baik daripada antibiotik
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA RAWAT INAP DI RSUD dr. SOEDARSO PONTIANAK Ofisya, Laviesta Meitriana; Susanti, Ressi; Purwanti, Nera Umilia
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pneumonia merupakan infeksi di ujung bronkiol dan alveoli yang menyebabkan peradangan akut parenkim paru-paru yang disebabkan oleh berbagai patogen seperti bakteri, jamur, virus dan parasit, tetapi sebagian besar disebabkan oleh bakteri. Penanganan pneumonia biasanya diberikan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan terapi dan meningkatkan resiko terjadinya resistensi antibiotik. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pasien pneumonia, pola penggunaan antibiotik serta kerasionalan dalam penggunaannya. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional yang bersifat deskriptif dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Hasil penelitian diperoleh 61 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Data yang diperoleh kemudian dievaluasi berdasarkan pedoman yang digunakan yaitu Pedoman Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI 2003), Antibiotic Guidelines 2015-2016, dan British National Formularium (BNF) 2017-2018. Pasien pneumonia paling banyak terjadi pada laki-laki (62,29%) pada rentang usia 0-4 tahun (50,82%). Pola penggunaan antibiotik yang paling banyak digunakan adalah antibiotik terapi tunggal (52,46%) yaitu ceftriakson (29,51%), dengan evaluasi ketepatan yaitu tepat indikasi (100%), tepat obat (93,02%), tepat dosis (68,60%), dan tepat lama pemberian (62,79%).
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN B-IPQ VERSI INDONESIA PADA PASIEN ISPA DI WILAYAH KOTA PONTIANAK Rikalia, Rikalia; Rizkifani, Shoma; Purwanti, Nera Umilia
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

B-IPQ (Brief Illness Perception Questionnaire) merupakan instrumen yang digunakan untuk studi tentang persepsi penyakit pada pasien yang menggambarkan proses bagaimana pasien menanggapi ancaman (rasa sakit) kesehatan yang dirasakan pasien. Instrumen ini belum pernah digunakan pada pasien ISPA di Indonesia, khususnya di Kalimantan Barat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen B-IPQ versi Indonesia pada pasien ISPA diwilayah Kota Pontianak. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan cara survei analitik dengan pendekatan potong lintang (cross sectional). Jumlah sampel 40 orang pasien ISPA dengan teknik purposive sampling. Uji validitas dilakukan dengan metode Pearson correlation (nilai korelasi ? 0,3) dan uji reliabilitas menggunakan teknik Internal consistency (Cronbach alpha coefficient ? 0,7). Hasil: Hasil uji validitas menunjukkan nilai korelasi masing-masing item > 0.3 (0.05) dan hasil uji reliabilitas menunjukkan Cronbach alpha coefficient ialah 0.862 > 0.7 (0.05). Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini ialah Instrumen B-IPQ versi Indonesia valid dan reliabel untuk mengukur persepsi penyakit pada pasien ISPA di wilayah Kota Pontianak.
Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Rimpang Jeringau Merah (Acorus Sp.) Sebagai Nefroprotektor Pada Tikus Putih Galur Wistar Yang Diinduksi Parasetamol Dosis Toksik Yustria, Mery; Susanti, Ressi; Purwanti, Nera Umilia
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jeringau Merah (Acorus sp.) telah digunakan secara empiris oleh masyarakat suku Dayak Kalimantan Barat untuk menyembuhkan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek nefroprotektor ekstrak etanol rimpang jeringau merah. Uji dilakukan dengan membagi 24 tikus putih galur wistar dalam 6 kelompok: kontrol normal (CMCNa 0,5%), kontrol positif (curcuma 54 mg/kgBB), kontrol negatif (parasetamol 1350 mg/kgBB), kelompok perlakuan ekstrak etanol rimpang jeringau merah (P): P1 (250 mg/kgBB), P2 (500 mg/kgBB), dan P3 (750 mg/kgBB). Kelompok kontrol normal diberikan CMC-Na 0,5% selama 10 hari sedangkan kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, dan kelompok perlakuan diberikan sediaan selama 10 hari dan diinduksi dosis tunggal parasetamol hari ke-5 secara oral setelah 1 jam pemberian sediaan. Efektivitas nefroprotektor diamati dari kadar ureum. Data dianalisis dengan One Way ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Post-Hoc LSD. Hasil analisis menunjukkan kadar ureum P1 dan P2 tidak berbeda signifikan dengan kontrol positif (p>0,05). Berdasarkan penelitian yang dilakukan ekstrak etanol rimpang jeringau merah berpotensi sebagai agen nefroprotektor dengan menurunkan kadar ureum. Dosis ekstrak etanol rimpang jeringau merah yang efektif sebagai nefroprotektor adalah 250 mg/kgBB. Kata kunci: Jeringau Merah (Acorus sp.), nefroprotektor, parasetamol, urea
PROFIL PENGOBATAN ANTIEPILEPSI DAN EFEK SAMPING YANG TIDAK DIINGINKAN PADA PASIEN EPILEPSI DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Arunika, Frida; ., Robiyanto; Purwanti, Nera Umilia
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Epilepsi merupakan serangan berulang secara periodik dengan atau tanpa kejang. Serangan tersebut disebabkan oleh aktivasi listrik berlebihan pada neuron korteks dan ditandai dengan perubahan aktivitas listrik seperti yang diukur dengan electroensephalography (EEG). Pengobatan pada pasien epilepsi yaitu dengan jangka waktu pengobatan yang lama dan seringkali memerlukan lebih dari satu obat, sehingga berpotensi menimbulkan efek samping. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil pengobatan, jenis efek samping dan persentase kejadian efek samping pada pasien epilepsi rawat inap yang didiagnosa mengalami penyakit epilepsi (F06.8) di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat tahun 2019. Metode : Jenis penelitian ini termasuk penelitian observasional menggunakan rancangan studi potong lintang yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif menggunakan data rekam medis pasien dan lembar kuisioner algoritma naranjo versi Bahasa Indonesia. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Hasil : Profil pengobatan yang digunakan Karbamazepin, Fenitoin, Clobazam, Fenobarbital, dan Oskarbazepin dengan jenis efek samping yaitu sedasi, pusing, mual/muntah, nafsu makan menurun, mudah lelah, sembelit, nystagmus, dan ataksia dan persentase kejadian efek samping yaitu sebesar 100%. Kesimpulan : Kesimpulan dari penelitian ini yaitu penggunaan antiepilepsi secara kombinasi lebih banyak menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan pada pasien.
Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Pediatrik Rawat Inap di RSUD dr.Soedarso Pontianak Suhartaty, Lindy; Pratiwi, Liza; Purwanti, Nera Umilia
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Antibiotik merupakan obat yang paling sering diresepkan pada anak-anak. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat berkontribusi terhadap terjadinya resistensi yang berdampak pada peningkatan morbiditas, mortalitas dan biaya kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien dan mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien pediatrik di RSUD dr Soedarso Pontianak tahun 2019. Metode penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan pengambilan sampel secara purposive sampling. Hasil penelitian diperoleh 91 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Data yang diperoleh kemudian dievaluasi berdasarkan pedoman yang digunakan yaitu British National Formulary for Children September 2018-2019, Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI) 2014, MIMS 2017/2018 dan Pediatric & Neonatal Dosage Handbook 2013. Pasien pediatrik yang paling banyak diresepkan antibiotik pada laki-laki (54,95%) dan pada rentang usia 5-11 tahun (65,93%). Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik yaitu tepat dosis (62,64%), tepat frekuensi (90,11%), tepat durasi (84,62%) dan tepat rute pemberian (97,80%). Kata Kunci : Antibiotik, Pediatrik, Tepat Dosis, Tepat Frekuensi, Tepat Durasi, Tepat Rute Pemberian
ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT KEPATUHAN DAN KEBERHASILAN PENGOBATAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU DEWASA FASE INTENSIF DI RSUD DR. SOEDARSO PONTIANAK Rahmania, Alfina; Susanti, Ressi; Purwanti, Nera Umilia
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Tuberculosis is an infectious disease that need to be treated properly and in the long term. One of the therapeutic outcome’s factor is medication adherence by patients. Aimed : This aims of study to determine the relationship of adherence to therapeutic outcome in the RSUD dr. Soedarso Pontianak. Method : The type design of this research used observasional retrospective with cross-sectional analysis. The tools used in this research are medical records and the MMAS-8 questionnaires to measure the level of medication adherence in intensive phase of pulmonary tuberculosis patients. Correlation between scores adherence and therapeutic outcome were analyzed by Kolmogorov-Smirnov test. The subject in this research are patients diagnosed positive acid-fast bacillus. Result : The result from 24 pulmonary tuberculosis patients that conform the inclution criteria, there is a significant correlation (p<0,05) between medication adherence of patients and intensive phase of therapeutic outcome in patients with pulmonary tuberculosis. Keywords: Tuberculosis, medication adherence, acid-fast bacillus, Therapeutic Outcome
Profil Penggunaan Antihipertensi Pada Pasien Pre-eklampsia di Rumah Sakit Umum Yarsi Pontianak Tahun 2018 ., Nurizawati; ., Nurmainah; Purwanti, Nera Umilia
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pre-eklampsia merupakan suatu gangguan multisistem yang terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu. Pre-eklampsia ditandai dengan adanya peningkatan tekanan darah yakni >140/90 mmHg, peningkatan proteinuria, serta edema. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis antihipertensi yang digunakan pada pasien Pre-eklampsia dan dampaknya dalam penurunan tekanan darah. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan rancangan penelitian studi potong lintang (cross sectional) yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif berdasarkan data rekam medis pasien. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sebanyak 37 pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antihipertensi yang diresepkan untuk pasien Pre-eklampsia adalah nifedipin sebanyak 29,74%, metil dopa sebanyak 13,51%, kombinasi nifedipin dan metil dopa sebanyak 54,05%, serta kombinasi nifedipin, metil dopa, dan furosemid sebanyak 2,70%. Rata-rata tekanan darah pasien pre eklampsia pada saat keluar rumah sakit 120,64/85,1 mmHg yang menggunakan nifedipin; 119,6/73,8 mmHg yang menggunakan metil dopa; 119,6/73,8 mmHg, yang menggunakan kombinasi nifedipin dengan metil dopa: 125/86,65 mmHg dan yang menggunakan kombinasi nifedipin,metil dopa dan furosemid : 120/100 mmHg.
Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Kulit Buah Nanas (Ananas comosus L.) Terhadap Tikus Putih Betina (Rattus norvegicus L.) Galur Wistar Oktafia, Nabila; Susanti, Ressi; Purwanti, Nera Umilia
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang. Nanas (Ananas comosus L.) merupakan salah satu buah yang sangat diminati oleh masyarakat. Senyawa flavonoid dan tanin pada ekstrak etanol kulit buah nanas memberikan kemampuan sebagai antijamur dan antibakteri yang dapat mengobati penyakit diare dan disentri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pemberian dosis oral ekstrak etanol kulit buah nanas pada dosis tunggal (24 jam) terhadap perubahan perilaku, aktivitas psikomotor, perubahan bobot badan, dan indeks organ pada tikus betina (Rattus norvegicus L.) galur wistar. Metode. Tahapan yang digunakan pada penelitian ini yaitu pengambilan dan pengolahan sampel, skrining fitokimia, analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT), pengujian karakteristik ekstrak dan pengujian toksisitas akut berdasarkan pedoman OECD 425 (Acute Oral Toxicity Up and Down Procedure). Kulit buah nanas diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 96%. Hewan uji dikelompokkan dalam 3 kelompok yaitu kelompok kontrol, kelompok dosis 2000mg/kgBB dan kelompok dosis 5000mg/kgBB. Pengamatan dan pemberian dosis diberikan dalam waktu 24 jam dan diamati selama 14 hari. Hasil. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada bobot badan dan indeks organ antara kelompok kontrol, kelompok dosis 2000 mg/kgBB dan kelompok dosis 5000 mg/kgBB. Kesimpulan. Ekstrak etanol kulit buah nanas (Ananas comosus L.) termasuk dalam kategori praktis tidak toksik dengan LD50 > 5000 mg/kgBB dan tidak memberi pengaruh terhadap parameter toksistas akut.